Sejak aku duduk di sekolah dasar sudah mengenal Rizkia, dan sampai sekarang kami bersahabat baik.
Setiap pagi kecuali hari libur, aku (selalu) berangkat ke sekolah bersama Rizkia. Tepat pukul 6.15 aku sudah berada di depan rumahnya dan menunggunya keluar. Setelah itu, kami mengendarai sepeda masing-masing menuju ke sekolah.
Rizkia adalah sahabat baikku. Dia baik, cantik, pintar, dan memiliki semua yang ia inginkan. Hidupnya bagaikan seorang putri raja. Orangtuanya sangat memanjakannya karena ia adalah anak satu-satunya. Sifatnya yang manja dan kekanak-kanakan membuatnya tidak bisa pergi sendirian termasuk pergi ke sekolah.
Orangtua Rizkia memintaku untuk selalu menemaninya pergi ke sekolah. Bahkan mereka memintaku untuk menjaga Rizkia selama di sekolah. Mereka percaya aku bisa menjaga Rizkia.
Sekarang kami sudah duduk di bangku SMA. Dan sampai saat ini juga kami selalu berangkat ke sekolah bersama-sama.
Sudah hampir 10 tahun. Rizkia belum pernah berangkat ke sekolah sendirian.Setiap pagi kecuali hari libur, aku (selalu) berangkat ke sekolah bersama Rizkia. Tepat pukul 6.15 aku sudah berada di depan rumahnya dan menunggunya keluar. Setelah itu, kami mengendarai sepeda masing-masing menuju ke sekolah.
Rizkia adalah sahabat baikku. Dia baik, cantik, pintar, dan memiliki semua yang ia inginkan. Hidupnya bagaikan seorang putri raja. Orangtuanya sangat memanjakannya karena ia adalah anak satu-satunya. Sifatnya yang manja dan kekanak-kanakan membuatnya tidak bisa pergi sendirian termasuk pergi ke sekolah.
Orangtua Rizkia memintaku untuk selalu menemaninya pergi ke sekolah. Bahkan mereka memintaku untuk menjaga Rizkia selama di sekolah. Mereka percaya aku bisa menjaga Rizkia.
Sekarang kami sudah duduk di bangku SMA. Dan sampai saat ini juga kami selalu berangkat ke sekolah bersama-sama.
***
Terkadang aku berpikir, apakah setiap pagi aku akan terus seperti ini ?
Mau sampai kapan Rizkia akan terus bergantung padaku. Kalau tidak ada aku, mungkin dia akan lebih memilih diam di rumah dari pada pergi sendirian ke sekolah. Terkadang aku kasihan padanya.
Setiap orang pasti memiliki keinginan, dan keinginanku saat ini adalah melihatnya berangkat ke sekolah sendiri, walaupun itu hanya sekali.
Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan keinginanku kepada Rizkia.
"Jadi kamu nggak mau berangkat sama-sama lagi ?" Tanyanya setelah aku berhasil mengutarakan keinginanku itu.
"Bukan begitu ! Maksudku, sesekali aku ingin menunggumu di tempat lain. Aku akan menunggumu di depan gerbang sekolah." Rizkia terdiam dan menghentikan laju sepedanya. Ia menatapku dan kembali mengayuh sepedanya. Entah apa yang ia pikirkan. Aku harap dia tidak salah menangkap maksudku.
Rizkia tersenyum. "Hmm, ide bagus. Kalau begitu besok aku akan berangkat ke sekolah sendiri ya !" Suaranya lantang dan bersemangat. "Tapi, janji ya tunggu aku di gerbang di sekolah." katanya lagi sambil memberikan jari kelingkingnya ke arahku. Aku tersenyum dan menyambutnya. "Iya, aku janji."
***
Pagi ini keinginaku terkabulkan. Rizkia akan berangkat sendiri ke sekolah. Dengan semangat aku mendayung spedaku. Aku sudah tidak sabar menunggunya di depan gerbang sekolah.
Ini adalah pertama kalinya Rizkia berangkat sendiri ke sekolah.
Tapi tunggu, kalau ini adalah pertama kalinya Rizkia berangkat sendiri ke sekolah, berarti ini juga pertama kalinya aku berangkat sendiri ke sekolah.
Selama ini aku selalu ingin melihat Rizkia berangkat sendiri , tanpa aku sadar bahwa aku pun belum pernah berangkat sendirian.
ya ampun .. mengapa aku baru menyadarinya ?
wkakakakak
ReplyDeletefor sure, there is no corelation between tittle and the story . LOL
ReplyDeletethats right-_- i've been looking for my name in that text, but never found -_-
ReplyDeletegot ya ! you're the stalker XD thanks !
ReplyDelete