Monday 19 June 2023

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha.

Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali mengungkapkan perasaannya secara harfiah. Kalau zaman sekarang istilahnya literally. Mungkin kalau dia masih ingat.. dia akan menertawakannya. Aku pun. 😂

Suatu hari sepulang sekolah, seperti biasa aku mengeluarkan buku-buku yang ada di tas untuk diganti dengan buku pelajaran yang akan dibawa besok. 

'Srek'
Sebuah amplop berwarna merah dan putih muncul di antara buku-buku yang dikeluarkan. Aku membuka amplop itu dan membaca suratnya. Ini... surat cinta? Ya, dia menyatakan perasaannya lewat tulisannya. 

Aku gemetar memegang surat itu. Membacanya berulang kali lalu cepat-cepat memasukannya kembali ke tasku. Pikiranku campur aduk dan berdebar-debar.
"Bagaimana ini? Aku harus apa?"
Sebenarnya aku lebih ke takut. Takut dimarahi orang tuaku. wkwkwk. Entahlah, padahal orang tuaku nggak pernah bahas dan larang apapun soal suka-sukaan. Tapi aku tetap takut. Apalagi.. aku masih... SD.

Keesokan paginya, ketika tidak ada orang di kelas, aku diam-diam merobek surat itu menjadi kecil-kecil dan membuangnya ke tempat sampah. Maaf, bukan karena aku membencinya, sudahku bilang aku takut. 😂 Lalu aku menjalani hari seperti biasa. Aku melihatnya dan temannya senyum-senyum menggodanya sambil melihatku. Aku tetap diam seakan surat itu tidak pernah ada. 

Saat sedang asik main ayunan, temannya menghampiriku. Dia juga ada, sih, tapi berdiri agak jauh.
"Sa, udah baca belum?"
"Apa?"
"Aaah.. Pura-pura nggak tahu.. Surat itu loh.."
"He?" Kayaknya kalau lagi keadaan gini aku emang jadi auto bodoh, ya.
'Hah he hoh' mulu. wkwk.
"Jadi gimana jawabannya? Diterima nggak? Terima dong~" Kata temannya lagi. 

Ah! Sayang ingatanku hanya sampai sini. Aku lupa bagaimana setelah itu. Apakah aku lanjut main ayunan atau kabur atau langsung menolaknya? Aku juga lupa bagaimana aku menolaknya. Setelah itu aku masih tetap berteman seperti biasa. Waktu perpisahan, dia juga sempat memberikanku sebuah file (binder) yang lucu. Dia memberikan itu untuk kenang-kenangan, katanya. Arigato ne. 

Tahun berganti dan kebetulan aku satu sekolah lagi sama dia. Kita berteman seperti biasa sampai suatu hari dia menanyakan alasan aku menolaknya. Mungkin penasaran, ya?

"Aku nggak mau pacaran sampai umur aku 20 tahun." 

Ya, kalian boleh tertawa tapi itu alasanku. Setidaknya itu prinsipku, waktu SD. Hahahaha. Jadi meskipun aku suka seseorang, aku tetap tidak akan pacaran sampai umurku 20 tahun. Begitu. Aku nggak tahu kenapa harus 20 tahun? Karena aku masih kecil kali, ya? Entahlah. 

Tahun berganti lagi dan.. boom! Aku punya pacar! 😂 
Mungkin ini definisi makan omongan sendiri, ya. Malu juga sih, ternyata aku nggak bisa pegang omongan aku. Sampai waktu itu dia bilang, "Katanya nggak mau pacaran sampai 20 tahuuunn.." sambil tertawa.
Haish..  

Kalau memang nggak suka, tinggal bilang aja sih, Sa? Nggak usah so so-an pakai alasan mau pacaran kalau sudah umur 20 tahun. Mungkin itu yang ada di pikiran kalian setelah membaca cerita ini. Tapi percayalah, aku benar-benar niatnya mau begitu, tadinya. HEHE. ✌

Sunday 18 June 2023

Mari Bertemu

Mari bertemu dengan diriku 16 tahun lalu.
Dia baru beranjak remaja, masih belum tahu banyak hal. Belum sadar kalau cukup banyak yang menyukainya. Beberapa ada yang mengungkapkan, ada juga yang menyukainya dalam diam. 
Hal itu tidak membuatnya merasa cantik, superior, atau punya banyak 'fans'. Malah seringnya dia jadi takut. Tapi.. terima kasih sudah menjadi bagian dari ceritanya. 

Mereka mengungkapkan perasaannya dengan cara yang berbeda. Ada yang lewat surat, temannya, SMS, atau sekedar memberikan hadiah.  

Friday 16 June 2023

Tidak Akan Kenal

"Ketika kamu menyukai orang lain, kamu tidak akan kenal dirimu yang sebelumnya."  

Kata-kata itu pernah aku baca di subtitle film yang aku lupa film apa. Hehe. Kalau aku ingat, aku akan edit dan memberikan credit-nya, ok! 

Aku rasa kata-kata itu benar dalam konteks apapun. First love, first sight, move on, bahkan jika kita sudah punya pasangan sekalipun. Semuanya akan berubah saat kita mulai menyukai seseorang. 
Iya, kan? 

Setiap hari tersenyum karena bertemu atau sekedar mengingatnya. Hal biasa menjadi istimewa. Hati berdebar-debar, selalu ingin di dekatnya, dan semua terasa lebih indah.
Sebelumnya kamu tidak begitu, kan?
Jadi, sudah berapa kali kamu tidak mengenal dirimu yang sebelumnya?

Aku pernah bilang, aku menyesal tidak menulis banyak karena ternyata hal yang tidak ditulis akan terlupakan lebih cepat. Banyak hal yang aku hanya ingat kalau diingatkan atau ya kalau aku coba mengingatnya sambil bergumam, "That was.. me?" gitu. 

Kalau kalian stalker pembaca setia tulisanku dari 10 tahun lalu, pasti tahu bagaimana aku menjadi 'aku yang lain'. Kagum sama ini, suka sama itu, berharap sama ini, nge-halu sama itu. Sampai akhirnya menikah. Lalu melupakan blog ini cukup lama. Gomenasai ne.. 

Aku sengaja tidak menghapus tulisan-tulisan lama untuk aku baca-baca lagi kalau aku lagi ingin bertemu aku yang polos itu. Beberapa aku draft karena memang sudah waktunya. Hehe.
Kalau dibaca saat ini jadi cukup menghibur, loh.
Padahal dulu nulisnya galau setengah mampus. wkwk.
Kasihan :(

Ya, aku masih ingat beberapa moment itu karena aku menulisnya. Setidaknya, aku jadi punya cerita sedih sekaligus komedi (bagiku). 
Nggak tahu kalau bagi kalian pembaca setia blog ini gimana?
Komen di bawah, yaa! 

Aku masih kaku, nih.. ngetik-ngetik gini. 
Ngetik, baca, hapus lagi. Ngetik, baca, hapus lagi. Ngetik, baca, suami minta buatin kopi. Ngetik, baca, anak manggil. wkwk. #SiEtaCurhat
Sudah beda, memang.

Tapi ya, menurut ke-sotoy-anku, sebenarnya kita tidak sepenuhnya berubah. Kita ya tetap kita, yang berubah itu hanya fokusnya. Apalagi kalau ada 'seseorang' yang mengalihkan. Entah karena dia tiba-tiba datang seperti Maudy Ayunda atau karena kita memilihnya. 

Sebenarnya bukan masalah kalau masih suka-sukaan, mencari jodoh(?), atau mau move on gitu. Malah sepertinya memang harus menjadi kita 'yang lain' untuk bisa lupa menerima dan tetap melangkah.

To be noted, akan jadi masalah jika kamu sudah punya pasangan lalu menyukai orang lain. Karena sekali kamu suka orang lain, kamu ga akan kenal sama kamu yang sebelumnya. You know what I mean? 
Kamu menjadi orang baru yang mungkin akan lupa kalau kamu sudah menyayangi seseorang. Itu.. menyeramkan.
Mungkin aku akan bahas itu di tulisan yang lain, kapan-kapan? Jaa!

Monday 24 October 2022

Where Have I been?

Biar ada nadanya, pas mulai baca ini kalau bisa sambil dengerin lagu PSY-That That. ok!

Hi! 
/Long time no 'see', huh?
oraeganmaniji, huh? ðŸ˜Ž/

Yak, cukup. wkwk 
Kalau dilihat dari terakhir aku nulis di sini.. Udah 5 tahun, ya?
Lima tahun aku nggak nulis2 random lagi.…
Waktu yang cukup untuk come back setelah hiatus. wkwk mulai, so so idol :)

Selama 5 tahun ini ada banyaaaak banget hal yang sudah terjadi.
Banyak yang berubah, banyak juga yang masih tetap sama. 
Soo, where have I been?
Here I am, I'm living my life. Sibuk menjalankan peran-peran baru. 
Aku yakin kalian pun begitu, bukan?

Sebenarnya aku ga benar-benar menghilang. Kadang kalau aku mau 'ketemu' sama aku yang dulu, aku suka ketik nama blog-ku di browser dan baca lagi semua postinganku.
Ya, selama ini aku jadi silent reader di blog sendiri. Ahahaha
Nggak jarang aku menyesal kenapa waktu itu aku berhenti menulis? 
Kenapa aku ga menulis yang banyak? 

Ada beberapa draft yang belum aku post karena draft-nya gak ada satu pun yang jelas apalagi selesai :) 

Ya…intinya entah sejak kapan… kalau ada waktu luang, aku memilih untuk leyeh2, tidur, tidur dan tidur. Bukannya nulis.
Jadi, mari kita tidur.  Zzzzz 

Wednesday 10 May 2017

Dan Bandung Bagiku

"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi" - Pidi Baiq

Memang benar, Bandung lebih dari itu. 
Karena Bandung menjadi tempat di mana aku bertemu dengan dia yang saat ini berada ratusan kilometer jauhnya. Jika Bandung tidak pernah ada, mungkin aku juga nggak akan pernah bertemu dengannya. Jadi... 
Terima kasih, Bandung. :)

Bagiku Bandung memang punya masalah geografis.
Kenapa butuh waktu lebih dari 3 jam untuk sampai ke Bandung? Kenapa Bandung ada di Jawa Barat? Dan kenapa-kenapa lain yang intinya kenapa dia jauh dari Bandung?  
Rasanya sudah lebih dari cukup aku merasakan rindu, perjuangan, dan menunggu.
Tapi aku nggak akan menyerah!
Sering aku menolak untuk kembali ke Bandung. Menahan kakiku untuk tidak melangkah pulang karena aku masih ingin bersamanya.

Aku takut akan merindukan Kota Kembang ini ketika aku benar-benar nggak akan kembali lagi ke Bandung dalam waktu yang lama. Karena rasa takut itu mungkin cepat atau lambat akan menjadi kenyataan. Jika iya, aku pasti akan sangat merindukan kota ini. Kota yang selama ini menjadi bagian dari cerita cinta dan perjuanganku.
Sudah banyak tempat di Bandung yang menjadi cerita bersambung setiap minggunya. 
Tidak selalu cerita bahagia, tapi semuanya berharga. 

Monday 24 April 2017

Selamat Hari Kartini

Do-re-mi-fa-sol-mi-do        laaa-do-si-la-sol ..
Faa-la-sol-fa-mi-re .. re-fa-mi-re-do

Bisa tebak dong itu lagu apa?
Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia!

Pernah kepikiran nggak, kenapa R.A Kartini lebih dikenal dari sekian banyak pahlawan perempuan Indonesia? Karena Kartini menulis. 
Kumpulan tulisan (surat) yang ditulis oleh Kartini kemudian dibuat buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Sampai sekarang aku belum pernah baca buku itu. Jadi pengen baca. 

Setiap orang memperingati hari ini dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang update status ngucapin 'Selamat Hari Kartini', ada yang upload foto ala Kartini, janjian pake kebaya ke kantor, ada juga yang bercerita tentang sosok Kartini di hidup mereka.  #KartiniMilenial sempat jadi trending topik di twitter. Isinya ya tentang wanita-wanita hebat yang berkarya, menginspirasi di zaman milenial ini. Bahkan mungkin kamu juga termasuk salah satu #KartiniMilenial.  

Awal aku tahu Kartini dari lagu Ibu Kita Kartini yang suka dinyanyikan sama tim paduan suara. Bahkan lagu itu menjadi lagu andalanku setiap aku main piano dan pianika.

Do-re-mi-fa-sol-mi-do        laaa-do-si-la-sol ..
Faa-la-sol-fa-mi-re .. re-fa-mi-re-do

Sampai akhirnya aku dapat pelajaran sejarah yang menuliskan bahwa Kartini adalah pahlawan emansipasi wanita. Beliau berusaha agar perempuan mendapat hak yang sama dengan laki-laki. Perjuangannya nggak sia-sia. Kita (perempuan) saat ini sudah mendapat hak dan kebebasan untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Dengan catatan, kita nggak lupa dengan kodrat kita sebagai perempuan. 

Sekarang perempuan bisa ikut ekskul yang biasanya kebanyakan anggotanya laki-laki, perempuan bisa kerja, jadi pilot, jadi direktur, bisa angkat galon, sampai jadi super hero.
Ya.. pokoknya sekarang perempuan bisa melakukan hal-hal yang dulu kayaknya cuma laki-laki aja yang bisa boleh. 
Bagaimanapun, perempuan tetap perempuan. Ada batasan dan hal-hal yang tetap harus dijaga karena kita perempuan. Ucapan misalnya. Menurutku, emansipasi wanita bukan alasan seorang wanita bisa melakukan semua yang diinginkan tanpa peduli dengan norma yang ada. Atau lebih parahnya sampai meremehkan atau sampai merasa nggak butuh bantuan laki-laki karena kita merasa bisa melakukan SEMUANYA. No.

Selain ngucapin selamat, aku juga mau ngucapin terima kasih buat laki-laki yang bisa memperlakukan perempuan dengan baik. Terima kasih buat laki-laki yang memilih untuk memberikan support dan mendukung perempuan untuk maju dan berkembang.
Karena yang aku tahu, nggak semua laki-laki bisa menghargai perempuan. Banyak yang melecehkan, kasar, melukai, bahkan sampai membunuh perempuan.
Semoga kejadian yang seperti itu nggak ada lagi. Ya, jadi jangan cuma ngucapin "Selamat Hari Kartini." tapi ke perempuan kasar. Gitu.

In Brief..
Happy Kartini's Day!

and for all Men who know how to treat women well, I thank you. 

Thursday 23 March 2017

Tell Me I'm a Wreck


Tell Me I'm A Wreck - Every Avenue


I never hear this song before. I even don't know that song does exist, at all.
And tonight is the first time I hear it. Some people might wonder like, "then how could you find that song?"
Because I miss him.
I find this song in his 'last playing' on spotify. 2 hours ago.
Our favorite music is extremely different. I don't really like his playlist, so does he.
But when I listen to his playlist, it feels like I find a part of him.
Hey, this song is not bad. Then I just listen to his playlist again and again.
I miss him that much.

Have you ever feel like you just meet someone by listen to their favorite song?

Tuesday 28 February 2017

Halo, 2017

Rasanya memang sudah terlambat untuk menyapanya lewat kata-kata. read: 2017.
Tahun ini aku nggak meluangkan waktu buat bikin resolusi atau hal-hal yang menyambut tahun baru. Bikin sambutan di blog ini aja nggak. Aku bahkan nggak melihat kembang api. 
Target dan resolusi pasti ada. Kali ini aku membiarkan 2017 memberikan kejutan.

Bukan karena aku tidak punya rencana. Aku punya banyak sekali rencana dan impian yang aku harap bisa tercapai tahun ini. Tapi mungkin tidak akan aku sebutkan satu per satu di sini.
Katanya kalau mau mimpimu jadi kenyataan, kamu harus menuliskannya. Meskipun nggak aku tulis di sini...
Aku mendoakan mimpi-mimpi yang tidak belum aku tulis bisa jadi kenyataan

Thursday 19 January 2017

Saachan in Stardew Valley 1



Saachan in Stardew Valley adalah cerita tentang kehidupan Saachan di Lembah Stardew. Saachan mendapat warisan dari sang kakek sebuah rumah dengan halaman yang saaaaangat luas.
Mendapat warisan bukan berarti kita jadi kaya mendadak dan hidup bahagia selamanya.
Rumah Saachan tahun pertama
Tetap saja warisan itu harus bisa kita manfaatkan sebaik mungkin untuk melanjutkan hidup dan rencana jangka panjang. 
Awalnya Stardew Valley adalah tempat yang asing. Saachan nggak kenal siapa-siapa. Jadi, di hari-hari pertama tinggal, Saachan bersosialisasi dulu sama penduduk Stardew Valley yang lain. Yaa, sekalian nyari kecengan siapa tau ada yang ganteng gitu kannn. #tetep


Saachan mulai berkebun, bersihin halaman yang banyak banget pohon liar yang bikin berantakan. Jadi hampir setiap hari Saachan nebang pohon, menata halaman. Dan belanja bibit tanaman ke toko Pierre. Toko Pierre buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai 5 sore kecuali hari Rabu. Toko Pierre menjual macam-macam bibit tanaman yang bisa aku tanam. Hasil panen bisa aku jual dan aku dapat uang deh. 

Saachan dan Chizu cat

Stardew Valley punya 4 musim. Dan tanaman yang bisa ditanam juga sesuai dengan musimnya. Aku lupa tapi suatu hari ada yang datang ke rumah dan ngasih kucing buat aku adopsi. Lucu bangettt. Nama kucingku Chizu. Dia suka bermalas-malasan, tidur, jalan-jalan, malas-malasan lagi. Gitu aja hidupnya.

Setiap hari aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan usahaku. Aku bisa dapetin uang dari bantuin penduduk sekitar (menyelesaikan quest). Quest-nya menarik. Sejauh ini quest yang paling menarik quest dari Mayor Lewis. Kalau di kita mungkin istilahnya tuh Ketua RT. Beliau minta tolong aku buat cariin celana dia. Itu perjuangan sih nyarinya dan ngakakn aja gitu.wkwk.

Selain itu aku juga selalu menanam dan memancing, sampai akhirnya aku bisa punya peternakan setelah punya uang dan bahan baku yang cukup buat membangun kandang ayam. Punya peternakan sedikit merepotkan. Makanannya setiap hari pasti habis. Kalau nggak pake pagar, ayam-ayam bisa kabur. Nakal banget. Sampai pernah karena susah banget buat bikin si ayam balik lagi ke kandang, akhirnya aku jual ayamnya :(
Tapi aku senang karena ayam-ayamku sekarang sudah ada 4. Wihii.


Saachan dan ayam 
Renovasi rumah jadi lebih luas
Stardew Valley adalah desa yang menyenangkan. Ada banyak event setiap bulan. Dan acaranya seru-seru. Di sana kita bisa ngobrol-ngobrol, jalan-jalan, main, belanja, lomba, banyak deh! :D
Stardew Valley Fair
Kehidupan Saachan gitu-gitu aja sampai dia ketemu sama Sebastian waktu musim dingin. Sebastian ini tipe-tipe cowo yang songong sih. Pernah suatu event waktu itu disuruh cari partner buat dansa. Saachan ngajak dia dan ditolak mentah-mentah. hahahaha. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan berusaha buat bisa berteman sama dia. Ya.. berteman dulu lah yaaa... wkwk


Saachan first sight

Menurut kalian gimana? 

Friday 2 December 2016

Find Me on Path

Inget nggak? Waktu awal-awal Path jadi pendatang? Banyak banget update-an (entah itu di facebook, twitter) yang isinya "find me on path". Seketika Path menjadi dunia  baru di kalangan pengguna sosial media.

Katanya lebih seru, lebih private, bisa tahu kalau orang lihat profil kita. Katanya begitu. Katanya.
Eh, ada yang setuju. Hehe

Tweet itu mungkin adalah ungkapan rasa kesalku karena muncul "Find me on path" di mana-mana. Geez...
Aku termasuk yang anti dan nggak niat bikin akun path karena aku pikir "Apanya yang private kalau orang-orang bisa tahu aku lagi di mana, lagi sama siapa?"
I
Just
don't
get
it. 
Where is the private side??

Mungkin karena aku nggak pake gadget yang mendukung aplikasi itu. Secara kan Path cuma bisa diakses di gadget yang spec-nya agak tinggi. Sedangkan gadget yang aku pake adalah Blackberry. So yeah. Hehe.
Suatu hari aku penasaran dan AKHIRNYA coba bikin akun Path pake android adik sepupu aku.
.
.
.
*scroll scroll*
Kesan pertama aku saat masuk ke dunia Path adalah aku seperti menemukan hal yang selama ini 'hilang'. (read: update-an teman-teman di facebook dan twitter). 
Sekarang aku mengerti maksud dari "Find Me on Path."
I find you guys. 

Dan sepertinya basa-basi atau pertanyaan "apa kabar?" itu nggak terlalu diperlukan lagi, deh. 
Ya. 
Aku rasa. 
Begitu.
Toh tanpa kita tanya pun kita bisa tahu dia lagi di mana, sama siapa, nonton apa, lagu apa yang dia dengar. Sedetail itu.

"Eh, si A gimana kabarnya, ya? Udah lama nggak ketemu."
"Ooh, dia sekarang gemuk loh, jalan-jalan terus. Minggu lalu kalau nggak salah dia baru pulang dari Bali."
"Waaah, kapan lo ketemu dia?"
"Nggak ketemu, sih. Cuma lihat di Path aja."

Pernah ngalamin percakapan kaya gitu atau semacamnya?
That's it! Seolah  hanya dengan lihat update-an seseorang kita sudah bisa menyimpulkan sendiri kabar orang itu. Nggak usah nanya lagi.

Dan aku juga termasuk yang suka update, berbagi cerita meskipun nggak ada yang nanya dan mau tahu. Tapi tetap aku share. Mau nggak mau orang yang berteman sama aku di sosial media pasti baca dan lihat itu. Begitu juga sebaliknya. Bisa nggak sengaja pas scroll timeline atau emang sengaja buka profil aku. 

Find me on Path. 
Mungkin juga bisa mengatasi rasa rindu dengan teman atau siapapun yang susah buat ketemu jadi "Setidaknya aku ketemu kamu, di Path." 
Kadang ada rasa sakit hati atau sedih waktu kita tahu 'cerita penting' tapi dari orang lain atau lebih parahnya lagi cuma dari update-an. 
Pikiran sama gumaman kaya gini pasti bakal ada:
"Oh, dia ke sana."
"Oh, jadi dia nonton sama si X."
"Dia ketemu sama si Z kok ga ngabarin, ya?"

Jawabannya nggak akan jauh dari:

"Emang kamu nggak lihat update aku?" atau "Emang kamu nggak lihat status aku?"  

Yap!
Aku sendiri sadar aku jadi...hmm.. istilahnya tuh ketergantungan sama sosial media. Kaya nggak mungkin nggak buka sosial media dalam sehari. Nggak mungkin. Tapi aku berusaha buat kurang-kurangin itu. 

Sampai suatu hari keadaan maksa aku buat uninstall beberapa aplikasi. Aku pilih uninstall Path karena aku merasa banyak waktu yang kebuang cuma buat scroll, bla-bla-bla. Baca dan lihat update-an orang terus udah. Ngapain banget, kan, kalau dipikir-pikir?

Baru beberapa hari aku uninstall aplikasi itu dan mungkin bakal masih ada yang mencoba buat cari aku di Path(?) 
"Si Sasa ke mana, ya? Kok nggak update2." MISALNYA. Haha.

Semenjak uninstall Path aku merasa hidup aku lebih sedikit 'ringan' karena aku jadi nggak banyak baca dan tahu update-an kehidupan orang lain. Ya. 

Pada dasarnya Path itu kan buat berbagi kehidupan aktivitas sehari-hari kan. Dan waktu Path ini masih ada di handphone, hampir setiap hari aku pasti buka Path dan menghabiskan waktu sekitar beberapa menit buat scroll, scroll, love moment, scroll, padahal nggak ada notif atau apa yang penting gitu. Jadi kaya #ngapainSihSa?
Bukan karena aku nggak peduli sama teman-teman aku di path atau apa tapi akan lebih baik kalau waktu buat scroll-scroll itu aku ganti sama aktivitas yang lebih bermanfaat misalnya scroll timeline twitter, instagram.
#LAH #BedanyaApa(?)

No, seriously twitter sama instagram lebih bermanfaat karena ada ilmu pengetahuannya, berita, dan banyak hal yang nggak ada di Path. Nggak menutup kemungkinan suatu hari nanti aku install aplikasi ini lagi. Entah itu karena mau update, mau tahu kabar teman-teman, lihat notifikasi, atau sekedar ingin bertemu kamu di Path.  

Saturday 12 November 2016

Sakit

Ini mimpi. Ya, kan?

Waktu sakit gigi, aku pikir kayaknya lebih baik sakit hati. Dan saat sakit hati datang, aku rasa lebih baik sakit gigi aja. Ya, begitulah aku manusia. Sakit apapun sebenarnya nggak bisa dibandingkan dengan sakit yang menurut kita lebih baik. Nggak ada sakit yang 'mendingan'. Sakit apapun itu rasanya pasti sakit.

Aku bukan lagi anak kecil yang nggak harus berpikir dua kali untuk membiarkan orang-orang di sekitarnya tahu kalau dia sedang sakit atau sedih, bisa menangis di mana saja, atau mengadu pada  ibu dan ayah. 
Aku juga bukan lagi anak alay yang dengan mudah membiarkan orang lain tahu kalau dia lagi sedih. ....... is listening to ..... [lagu yang mendukung suasana hati], update status sedih yang kalau ditanya orang bilangnya "nggak apa-apa." atau bikin video nangis-nangis. Meskipun kenyataannya aku nangis, misalnya.  Ya, aku nangis. Bohong kalau aku bilang aku biasa-biasa saja saat sakit.


Apa kita masih memandang langit yang sama?

Kalau mau aku bisa seharian mengurung diri di kamar, menangis sampai sembab, nggak makan. Tapi... buat apa? Hari ini entah sudah berapa kali aku tidur dan saat terbangun aku bertanya pada diri sendiri "Ini mimpi. Ya, kan?"
Bagaimanapun, sesedih apapun, aku harus tetap tersenyum. Senyum yang kalau diperhatikan memang bukan senyum yang tulus. Hampa. Senyum yang terkesan  memang dipaksakan. Tapi tolong hargai sedikit usahaku untuk itu. Aku tidak sedang pura-pura bahagia. Hanya berusaha untuk tetap kuat saat aku sakit. Dan kau tahu rasanya? 
Sakit.



Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...