Sunday, 1 November 2015

Sekotak Pizza Untuk Ayah dan Ibu



Aku pernah menulis beberapa mimpiku di blog ini. setelah aku cari-cari sampai buka postingan satu-satu, akhirnya aku menemukannya. #fyuh
Kata orang, kalau kamu punya mimpi, tulislah mimpi itu. So I wrote it. Meskipun yang aku tulis itu baru sebagian dari sekian banyak mimpi yang aku punya.

Kemarin, aku dan adikku berusaha membuat mimpi itu jadi kenyataan. Mimpi nomor lima. Sebenarnya dari dulu aku ingin sekali bisa traktir Mami, Papi, dan Ihsan makan di Pizza Hut. Mimpi sederhana yang bagi sebagian orang itu mudah untuk mewujudkannya. Karena Mami sama Papi belum bisa ke Bandung, jadi biar aku bawain aja pizza-nya. Hehe. Yang penting bisa makan pizza bareng-bareng :)
Ini bukan pertama kali aku bawain pizza buat keluarga di rumah. Dulu aku pernah bawain dua kotak pizza. Waktu itu adik aku lagi sakit, jadi aku pikir dia akan sembuh kalau aku beliin pizza(?) Hehe.
Sekarang?
Sekarang aku bawain pizza dalam rangka ‘surprise’ ulang tahun mami yang sebenarnya bukan kemarin atau hari ini. Nggak apa-apa lah kecepetan juga. Sedih sih, karena aku belum bisa ngasih sesuatu yang berarti. Padahal di kepala ini banyak banget hal yang seandainya aku bisa, aku pasti bakal kasih buat mami. Mungkin belum. Maafin Sasa ya, Mi..
Pulang kerja, aku dan adik aku mampir dulu beli pizza. Pas udah beli, aku bingung bawanya gimana. Haha. Tahu, kan? Kotak pizza itu bentuknya segi lima. Sedangkan aku sama adik aku naik motor. Akhirnya aku pegangin kotak itu di sebelah kiri, terus kalau pegal ke kanan, kalau lagi macet dan rame banget aku ke atasin kaya yang jualan gorengan. #Bomat Pokoknya pindah-pindah biar nggak kesenggol XD kocak deh!
Sepanjang jalan aku mikirnya apa coba?
“San, uni berasa jadi spiderman nih yang anterin pizza.” Tapi omongan aku nggak digubris sama dia. Kalau aku udah mulai ngayal-ngayal gitu dia suka diemin -__- wkwk #kasian
Rasanya kaya delivery pizza special karena delivery ini menempuh jarak lebih dari 45 km. Wiii.
Dari yang awalnya masih hangat sampai akhirnya pas nyampe pizza-nya udah dingin. Tapi, melihat mereka, Mami sama Papi, senang semua perjuangan dan keribetan yang aku lalui selama di jalan itu hilang. Jadi benar ya, selelah apapun, serepot apapun kalau kita melihat orang-orang yang kita sayang bahagia, semua rasa lelah itu bukan apa-apa.

Happy early birthday, Mami. I love you!
Alhamdulillah, mimpi aku jadi kenyataan (lagi).

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...