“Coba aja kalau
tadi/kemarin ….”
“Kalau tadi
nggak …. mah.”
“Harusnya tadi/kemarin
tuh ….”
“Kalau kemarin
nggak …. mungkin ….”
(titik-titiknya isi sendiri) Hehe.
Aku rasa semua orang pernah mengucapkannya, kalaupun
nggak, at least pernah berpikiran seperti itu.
FYI, aku selalu berusaha untuk tidak mengucapkan
kata-kata itu atau sejenisnya. Even ketika kepikiran kaya gitu dan kata-kata
itu hampir keluar dari mulutku, otak aku otomatis ngasih warning kaya “It’s
useless. Just don’t say that!”
Kalau dalam bahasa Inggris, kalimat seperti itu
dikenal dengan conditional sentence type 3.
Benar nggak, ya?
You’re imagining a different past situation that
didn’t happen anyway.
Konteks kalimatnya lebih ke penyesalan.
Contoh: “Coba
aja kalau tadi gue bawa payung, mungkin sekarang gue nggak kehujanan.”
See? Dia menyesal karena nggak bawa payung dan
berandai-andai kalau aja tadi dia bawa payung. Kenyataannya? Dia nggak bawa
payung dan kehujanan.
Memang nggak selalu conditional sentence type 3 ini
mengandung penyesalan.
Contoh: “Coba
aja kalau tadi lo nggak nolongin gue, mungkin sekarang gue udah nggak ada.”
It means dia bersyukur karena tadi ditolongin jadi
sekarang dia masih hidup.
Ini ngarang sih. Hehe.
Intinya adalah kurangilah menggunakan
mengucapkan kalimat conditional sentence type 3 ini jika itu membuat diri kamu
semakin mumet dan berharap waktu bisa diulang lagi. You know it’ll never
happen.
Don’t waste your time to think and say something
useless.
Semakin kamu sering mengucapkannya, semakin terlihat
kamu adalah orang yang tukang ngeluh.
Aku bilang kaya gini bukan berarti aku nggak
pernah ngeluh atau menyesal sama masa lalu, nggak. I’m human too. Tapi aku lebih
milih buat nggak mengucapkan kata-kata itu ketika aku berpikir atau merasa
seperti itu.
No comments:
Post a Comment