Monday 9 November 2015

[Review] Spectre 007



Siapa sih yang nggak tahu James Bond?
James Bond adalah tokoh fiksi yang dibuat oleh seorang novelis bernama Ian Fleming. Dia adalah seorang agen rahasia di Inggris dengan kode nama 007.
Jujur, dari sekian banyak serial James Bond kaya Casino Royale, dan lain-lain (aku cuma tahu Casino Royale)  nggak ada yang pernah aku tonton kecuali ya Spectre ini.
Lah tuh tau Casino Royale? Iya tahu tapi aku nggak pernah nonton.

Jadi, aku mau terima kasih sama Kakak karena tiba-tiba ngirim ini ngajak aku nonton film yang aku belum pernah tahu film James Bond tuh kaya apa. Makasih yaaaa {}
 















Film dimulai dengan menceritakan suasana festival peringatan hari kematian di Meksiko, Dia de Muertos. Festival ini diadakan setiap bulan November selama dua hari di mana orang-orang memakai kostum dan topeng serba tengkorak yang menurut aku itu unik tapi seram sih kaya tengkorak dimana-mana terus gede banget meskipun pake pita atau apa segala macam.

Aku sangat nggak menyarankan kalian ngajak anak atau adik kecil nonton film ini. Dari keterangan filmnya aja sudah ditulis kan D17+ yang artinya film ini memang ditujukan buat orang dewasa. Soalnya kadang aku suka lihat aja gitu ada orang tua yang bawa anaknya nonton film yang kurang pantas buat ditonton sama anak kecil. Mungkin niat mereka baik, ngajak anaknya refreshing nonton bioskop. Tapi buat aku kalau misalnya punya anak, lebih baik pilih film yang kategorinya SU.
Nonton film ini tuh ibarat naik jet coaster selama kurang lebih 2,5 jam. Lagi tenang, tiba-tiba udah tembak-tembakan, berantem, terus tenang lagi. Gitu aja sampai beres. Buat aku film action itu hampir sama dengan film horror: nyeremin. Mungkin karena aku nggak tega lihat adegan kekerasannya yang sadis-sadis banget :( sekalipun aku tahu itu cuma film alias nggak beneran.
For many scenes, I prefer to close my eyes and let my ears “watch” the film, holding his hand tightly.

Karena Kakak sering ngajak aku nonton film yang genre-nya science fiction, action, atau thriller, aku jadi suka sama film kaya gitu asal nontonnya sama Kakak. Haha.  Okay skip, itu bukan review. Wkwk. 
Maksud aku, terlepas dari banyak adegan kekerasan dan sedikit sex scene, film ini bikin nambah ilmu dan wawasan. Aku jadi tahu banyak hal kaya tempat-tempat bagus, mobil-mobil keren, dan belajar kebudayaan negara lain juga.
Kita dimanjakan dengan pemandangan London yang baaagus banget. Bukan Cuma London, ada lagi Austria yang kayaknya dingiiiin banget sampai kerasa (mungkin dingin AC). Sama tempat-tempat lain yang keren!
Semoga someday kita bisa ke sana, ya, Kak! Aamiin.

Nonton film ini tuh kaya sekalian jalan-jalan. Seru! Meskipun ada hal yang nggak masuk diakal karena James Bond-nya super kuat. Nggak diceritain dia makan apa bisa sampai kuat gitu. Soalnya nggak ada adegan makan. Eh, ada sih tapi itu belum berapa suap makan (bahkan kayaknya baru minum) udah diganggu jahatnya. Emang berantem gitu nggak lapar apa?

Kalau ditanya tokoh favorite, aku pilih si Q (read: kyu)! Aku suka. Hahaha. Mirip Kakak sih >.<

Q itu kalem-kalem tengil dan pintarnya itu loh..
Setelah aku google aslinya ganteng gitu yaampun Q! /malah jadi fangirl/ hahaha.
Soo Qt (read: Kyut) hahaha >.< 
 Meskipun ini film action, tapi aku menemukan adegan so sweet yang bikin aku suka sama tokoh James yaitu ketika dia mencari Madeleine Swann. Can’t take my breath the way he shouted her name! “Madeleine!!!” Yagitudeh so sweet banget yaampun melting dah gue.wkwk #SasaKenapa

Buat sebagian orang kayaknya mereka agak kecewa sama film Spectre ini. Bahkan Kakak juga merasa film ini biasa aja, flat gitu. Tapi kalau buat aku sih bagus karena ada Q. #yee -__-

Terakhir, pesan moral yang ada di film ini yang aku dapat sih cukup sederhana tapi ngena. Intinya, membenci orang, sibuk merencanakan sesuatu buat ‘menghabisi’ dia atau untuk merusak kebahagiaan orang itu sama sekali bukan pilihan yang tepat buat menjalani hidup. Kita nggak akan pernah tenang kalau hidup kaya gitu, cape. Ujung-ujungnya aku jadi merasa kasian sama Franz Oberhauser. Kasian banget. Dia bahkan nggak punya orang yang dia cintai dan cinta sama dia.
Nggak perlu buang-buang tenaga atau waktu buat ngurusin orang yang benci sama kita. Fokuslah sama orang-orang yang kita sayang dan sayang sama kita karena bahagia ada di sana.

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...