Thursday 7 November 2013

unrequited love

"Sebenarnya  PHP (Pemberi Harapan Palsu) itu nggak ada. Kitanya aja yang (terlalu) berharap." entah itu kata-kata dari siapa, tapi aku sering dengar kalimat itu. dan memang tidak bisa dipungkiri, kalimat itu benar adanya.
sebenarnya nggak ada tuh istilah "Ih, dia mah PHP." helooow, yang berharap siapa dan yang memberikan harapan siapa?
kalau pertanyaan itu muncul, mungkin kebanyakan dari kita akan menjawab sekenanya : "yang beharap adalah aku dan yang memberikan harapan adalah dia. tapi harapan yang dia berikan itu palsu alias PHP !" - are you sure ?
mari kita lebih teliti lagi sebelum menjawab atau mengatakan tentang 'harapan' itu sendiri.
katakanlah yang berharap adalah kita. berharap apa? sebenarnya itu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. di sini kita bicara entang mengharapkan seseorang dan sesuatu yang berhubungan dengan seseorang tersebut.
tapi benarkah seseorang yang kita harapkan itu memberikan harapan? kenapa kita men-cap dia sebagai pemberi harapan palsu ketika harapan kita tentangnya tidak mejadi kenyataan?

jujur saja, aku pun pernah (mungkin sedang) merasakan di PHP-in. bukan karena dia yang memberikan harapan palsu, tapi karena anganku yang berharap tentangnya. - azegg
aku sama sekali tidak menyalahkan dia yang aku harapkan. aku hanya merasa sedikit bodoh. kenapa harapanku bisa membuat -hampir- seluruh pikiranku terfokus padanya. kepada dia yang (aku kira) menyukaiku.

aku sendiri tidak tahu sejak kapan perasaan ini muncul. kami memang sudah saling mengenal sejak lama. tapi baru beberapa kali bertemu, terhitung sejak kita saling mengenal.
mungkin kalau kau sempat membaca postingan lamaku, kau akan tahu.
moment saat bersamanya itu membuatku jump jump jump! entah aku yang drama atau apa. tapi aku mulai merasakan aneh dengan perasaanku. aku senang ketika dia menghubungiku meskipun hanya sekadar memanggil namaku. sederhana bukan? apa perasaanku saja yang berlebihan?
aku merasa punya teman baru karena kita memang jarang berkomunikasi sebelumnya. aku pikir hal itu akan terus berlanjut. tapi ternyata aku salah. terhitung sejak aku makan malam dengannya, dia menghilang.
handphone-ku tidak lagi berbunyi pada saat pagi atau malam.
pernah suatu hari akhirnya yang aku harapkan menjadi kenyataan. dia menghubungiku! dia bahkan menanyakan aku "kemana ajaa" . apa itu tandanya dia merinndukanku? atau hanya sekedar basa-basi yang tidak mempunyai maksud dan tujuan?
sayang... percakapan saat itu tida berlangsung lama. tiba-tiba saja tidak ada balasan lagi sampai keseokan harinya, keesokannya lagi.. dan esoknya ...esoknya.. esoknya.. *kaset rusak*
pada awalnya, aku pikir dia sibuk. aku mencoba untuk tidak memikirkan hal itu. berusaha untuk tidak memandangi handphone-ku sambil berharap tanda pesan masuk darinya berbunyi.
pada kenyataannya, aku memandangi handphone-ku setiap malam, aku membuka recent chat dan membaca ulang percakapan kami beberapa hari yang lalu .. dan lama-lama menjadi beberapa minggu yang lalu.
ke mana dia? tanyaku pada diri sendiri. aku juga bertanya kepada beberapa sahabatku yang sudah pasti tidak tahu jawabannya. aku pikir aku ... merindukannya.
sial ! kenapa aku jadi merindukannya seperti ini?
aku sangat merasa canggung jika harus memulai percakapan duluan. karena reaksinya terbayang di benakku ~ yeeiyeiyeyy
setelah beberapa hari, akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan duluan. aku takut.. takut nggak dibalas. ahaha.. eh, tapi dibalas! tapi... balasannya adalah balasan yang tidak bisa aku balas lagi :(
you know, AWKWARD !

aku memutuskan untuk tidak menghubunginya duluan -lagi. tapi aku melanggar keputusanku ketika aku memiliki alasan yang masuk akal untuk mengirim chat padanya. sebut saja modus.
dan LAGI, percakapannya tidak bisa memanjang. jujur aku sedih. tapi aku pikir, dia terlalu sibuk untuk menanggapi chat yang tidak terlalu penting, seperti chat dariku.
aku mulai belajar untuk tidak lagi mengharapkan sesuatu yang aku harapkan tentangnya terjadi. meskipun setiap hari mungkkin ada saja aku mengingatnya. entah sekadar melihat kontanya, atau melihat profilnya.
aku sadar, aku sedang mengharapkan dia -yang 'menghilang' entah kemana- menghubungiku.
bodoh, bukan?

dia PHP ? aku rasa tidak. aku lah yang terlalu berharap. aku terlalu berkhayal jauh tentangnya. padahal, mungkin bisa saja dia tidak memberikan atau mengharapkan apa-apa padaku.
aku sdah terlalu jauh men-drama. karena dia yang membuat dramaku menjadi kenyataan.. beuhh ~

PHP adalah pemberi harapan palsu. pemberi harapan? bagaimana caranya kau tahu dIa sedang membErikan harapan padamu?
pemberi harapan? apakah dia hanya sekedar memberikan harapan saja tanpa berharap? pertanyaan yang belum aku temukan jawabannya.
sama seperti pertanyaanku tentangnya...
kenapa dia 'menghilang' begitu saja? pertanyaan yang bisa membuat pikiranku berpikir yg macam-macam.
jelas kan, tidak ada yang namanya PHP.. yang ada hanya kita yang terlalu berharap.

life must go on! *tepuk tagan*









No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...