Saturday 3 October 2015

Cita-cita



“Cita-cita kamu apa?” Pertanyaan yang biasa dilontarkan oleh guru (ketika kamu masih TK atau SD), orang tua, saudara, teman, bahkan dirimu sendiri.
-FLASHBACK-
“Sasa kalau sudah besar mau jadi apa?” Tanya ibu suatu hari. Aku terdiam, bengong.
Saat itu aku masih TK, memakai seragam putih biru ciri khas warna salah satu seragam sekolah yang berada di Jakarta Pusat. Aku berpikir agak lama sampai akhirnya aku menjawab, “mau jadi yang di pesawat.”
“Pramugari? Berarti mami harus cari baju pramugari.”
Acara karnaval sekolah akan diadakan sebentar lagi. Murid-murid TK dan SD akan berjalan keliling Jakarta(?) dengan memakai kostum sesuai dengan cita-cita mereka. Ya nggak keliling Jakarta juga kalii, Sasaaa, sekitaran sekolah aja.wkwk.  

Hari karnaval tiba! 
Yay! Aku memakai  seragam pramugari salah satu airlines, Garuda Indonesia. Pokoknya persis seragam pramugari GA versi kecil. Seragam berwarna biru dan kain rok yang agak ribet makenya sampai harus ditaliin pake tali rapia. Bukan ribet itu sih, kegedean.
Aku masih punya fotonya di rumah. Foto berempat, satu dengan temanku yang juga jadi pramugari dan dua lagi teman laki-laki yang jadi pilot. Aku lupa nama teman yang mengenakan seragam yang sama denganku. Aku malah masih ingat nama teman yang menjadi pilot, Galih dan Dito. Galih adalah ‘pilot’ yang dipasangkan denganku, sedangkan Dito dengan teman yang aku lupa namanya.  Hehehe.
Giliran cowo aja ingat -___-  
Kenapa aku ingat? Soalnya mungkin ada kenangannya. Cieelah kenangan bocah. Jadi Galih itu teman sekelasku, dia nakal dan galak. Aku nggak suka tapi harus pasangan sama dia karena dia jadi pilot. Sepanjang jalan gandengan. Aku sih biasa aja. Tapi dia kayak yang benci banget sama aku. Wakakak. Pas suruh pegangan aja dia megang tangan aku kasar banget terus “heuuhh!” gitu. (Itu anak kenapa dah.wkwk)Aku sih diam aja.  Hii. Pegangan juga kepaksa. Maklum anak TK.
“Mau yang jadi di pesawat.” :)
Aku dari kecil memang suka pesawat karena ingin terbang. Hehe.
Naik pesawat itu bisa dibilang impian pertama aku.  Aku pengen banget naik pesawat. Terdengar agak norak memang,  tapi aku belum pernah dan aku ingin! >.<
*Noted.

Satu tahun kemudian, aku pindah sekolah (masih TK juga, sih).
“Sasa kalau sudah besar mau jadi apa?” Pertanyaan sama dari orang yang berbeda, Ibu guru.
“Jadi pengantin.”
Aku  senang melihat pengantin dengan pakaian yang indah bagai seorang putri juga hiasan rambut yang nampak seperti mahkota. Aku ingin memakainya juga, aku mau jadi pengantin!
Karnaval (lagi)!
Karnaval kali ini aku menjadi pengantin. Meskipun aku agak kecewa karena baju yang aku pakai bukan seperti baju pengantin sama sekali, tetapi ibu dan semua yang ada di rumah meyakinkanku kalau itu adalah baju pengantin untuk anak-anak. HAHAHA. Yasudahlah, anggap saja itu baju pengantin.
Kalau lihat fotonya, aku merasa lucu sendiri >.< #PedeAbis
Karena tidak ada yang cita-citanya ingin jadi pengantin selain aku, maka aku dipasangkan dengan temanku yang bercita-cita jadi penari. Dia cantik, memakai hiasan kepala yang menurutku lebih bagus dibandingkan dengan hiasan kepala yang aku pakai. Lagi, aku lupa namanya.

Seiring berjalannya waktu, cita-citaku semakin bervariasi. Kalau nulis biodata di binder (file) teman, cita-citaku sering berubah.
Menjadi pramugari, power puff girls, keliling dunia, jadi astronot (pokoknya yang bisa terbang). Bicara soal astronot, aku pernah membuat puisi tentang astronot yang -menurut aku- bagus, loh. Saking niatnya, aku menempelkan gambar roket yang akan meluncur di file aku. Aku juga berpikiran untuk melanjutkan sekolah di NASA, Amerika, kalau aku besar nanti (I was thinking that Nasa is kind of the Astronot’s school). -__-“

Menjadi penulis atau pengarang. Waktu aku kelas satu SD, ibu membelikan diary Winnie the pooh. Diary ini aku isi dengan cerita-cerita khayalanku. Aku tidak pernah mengeluh ‘pegal penulis’ sekalipun jari manisku pernah bengkak karena terlalu lama menahan pena saat menulis. ”Sasa memang suka berkhayal.” itulah yang ibu katakan pada ibu guru ketika ibu guru mengatakan hasil karanganku bagus dan berbeda dari teman-teman. Ihiyy. Sejak saat itu, tulisanku sering ditempel di mading sekolah. Aku suka berdiri di depan mading dan membaca ulang tulisanku. HAHA.
Aku pernah terpilih menjadi delegasi anak “Andai Aku Jadi Presiden” karena mengirim cerita tentang kepemimpinan. One of my best experience ever! Dan…. pernah memenangkan beberapa kuis hasil tulisanku. Ya…
Baru itu, sih. Memang belum bisa dikatakan aku adalah seorang ‘penulis’. But at least I’m a writer for my own blog. Even not a writer of book yet, but hey, I’m a writer :D
Keep write!!!

Menjadi pembuat komik (komikus). Aku suka baca komik. Waktu masih SD, ibu membuat perjanjian antara ibu dan anak yang berisi: setiap hasil ulangan yang 10 dapat ditukar dengan satu buah komik Doraemon. Yay! Aku bisa punya banyak komik tanppa harus menabung.
Dulu aku belum tahu ‘pembuat komik’ itu namanya komikus. Hehe. Pokoknya yang bikin komik! Aku suka gambar tokoh (meskipun belum bisa dikatakan bagus) dan cerita. Yang aku ingat, tokoh utamanya selalu bernama Anisa dan tokoh laki-laki (kadang-kadang) namanya Killua. #angger

Menjadi detektif. Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata detektif?
“Mi, Sasa mau jadi detektif kaya detektif conan!” Jadi detektif perempuan pasti keren.
Aku tahu, cita-cita yang satu ini pasti akibat ‘kebanyakan’ nonton film kartun di hari minggu.Detektif apaan, baca komik conan yang ada gambar pembunuhan aja kebayang-bayangnya sampai nggak bisa tidur karena takut.wkwkwk #payah
Saking ingin jadi detektif, di sekolah aku suka main detektif-detektifan dan so so-an memecahkan misteri yang ada di sekolah.  Seperti gudang sekolah yang aku duga dijadikan tempat rahasia kaya tempat persembunyian monster(?), atau misteri sinar kalau kita ngedip-ngedipin mata kearah langit itu darimana? Setelah ‘melakukan penyelidikan’, aku pastikan sinar itu berasal dari sebuah toko bangunan yang setiap hari aku lewatin kalau mau ke sekolah, namanya “Sinar Faza.” Mungkin karena masih sama-sama polos, teman-teman juga iya-iya aja. OMG Sasaaaaa T^T
Mau nangis juga kalau ingat kelakuan aku. Huft.


Menjadi Hunter
Cita-cita ter-tidak masuk akal yang pernah ada dipikiranku (jadi power puff girls juga deng -___-). Ini pure karena aku kesengsem sama Killua. Jadi hunter  biar apa? Biar ketemu Killua.
.
.
Pasti udah pada no comment. HAHAHA.
Karena aku tahu Killua dan HunterxHunter itu hanya kartun, jadi cita-cita ini tidak bertahan lama. Tapi rasa suka aku ke Killua sih bertahan lama dong #mulai

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...