Saturday 6 June 2015

Ice cream

Sejak kecil, Aku suka yang manis-manis. Tapi bukan berarti aku suka sama diri aku sendiri ya nggak gitu juga #diLemparinAqua
Mungkin kalian sudah tahu kalau waktu SD-SMA aku suka ngemil yang namanya keju+gula+susu kental manis. Jadi keju batang aku parut, kemudian aku taburi gula pasir dan susu kental manis. Ntap banget rasanya!
Satu batang keju bisa habis paling cepat tiga hari.
Dan orang-orang yang tahu hobi ngemil aku itu pasti komentarnya gini, "ih uyuhan teu giung." Yang artinya "ih nggak kemanisan apa?" (Btw, bahasa Indonesianya uyuhan apa, sih?) 
Nggak, kok. Menurut aku itu enak. Banget.
Nah, bicara yang manis-manis, seminggu kemarin aku baru saja menemukan makanan yang maaaaanis banget yaitu m*gnum white! 
Es krim paling enak yang pernah aku makan. kayaknya B*skinR*bin aja kalah, deh.
Hari itu ketika kita mau nonton Raisa live in concert, ada stand es krim yang menjadi sponsor konsernya. Guess what? ice cream for free! Oh my .. Senangnyaa banget sih. Haha. Jadi kita tinggal antri, isi nama dan akun sosial media dan tadaaaam !
es krim vanila yang ditaburi dengan kacang almond. Sumpah ga ngerti lagi enaknyaa.
Tapi, sebenarnya ada yang membuat es krim itu jadi lebih enak adalah... Dia. As always :)
Karena aku makan es krim itu sama dia. Duduk di trotoar jalan ditemani angin malam Jakarta yang sama sekali nggak berasa dinginnya.
Dan jarang ada orang yang sadar kebiasaan aku kalau lagi senang kaya gitu suka lihat ke langit sambil berpikir yaampun ini indah banget. Ya, kalau aku senang, aku suka menyapa langit. Mau langit itu sedang mendung, cerah, bagus atau bagaimanapun. Aku suka.
Jadi, kesimpulannya apa? 
Selain tempat atau makanan yang enak, ada hal yang lebih penting dan menjadi faktor utama kenapa kita menyukai tempat itu atau makanan itu: "With whom". Karena sama dia aku senang. Karena sama dia es krim -yang kata dia sendiri itu kemanisan banget- rasanya kaya the most amazing ice cream ever. Coba kalau aku makannya sendiri, mungkin enak tapi nggak akan bikin aku makan eskrim sambil senyum -senyum lihat langit :)

Terima kasih!





No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...