Aku hanya bermaksud ingin menjadi teman disaat kamu kesal, sedih, marah, atau apapun itu hal-hal yang kurang baik yang sedang kamu hadapi. Menjadi buku kosong yang siap menerima goresan tinta ceritamu. Apapun ceritanya, tulislah. Atau jika kamu sedang kesal, coret-coretlah sampai kamu merasa lebih baik. Itu saja.
Aku lebih sakit melihatmu menulis cerita di buku yang lain, yang jauh lebih canggih daripada aku. Menyapanya dengan keramahan di saat aku masih menunggu tulisanmu .
Itu yang aku lihat, dan aku rasakan. Jika apa yang aku pikir itu salah, beritahu aku.
Aku bukan gadget canggih yang bisa tahu segalanya yang tidak kamu ceritakan. Aku tidak akan tahu apapun jika kamu tidak menulisnya, di sini.
Jika saja bisa aku bicara, aku ingin kamu tahu kalau aku sangat merindukanmu.
Apa Kamu lebih suka merusak sesuatu jika sedang emosi? Kalau begitu sobeklah satu lembar dari(ku) buku ini, lakukan apa yang menurutmu bisa membuatmu tenang. Meskipun semua buku tahu bagaimana sakitnya.. disobek dengan rasa kesal, dicoret dengan penuh kemarahan, tapi jika itu akan membuatmu merasa lebih baik maka hal itu sama sekali bukan masalah bagiku karena aku masih punya banyak lembaran kosong yang bisa kamu tulis, gambar, kamu beri warna yang cantik disaat hatimu merasa senang.
Aku memang tidak (belum) bisa apa-apa. Hanya bisa diam di rak atau meja menunggumu menghampiriku dan mulai bercerita apapun itu. Cukup ceritakan apapun dan aku akan merasa senang, bagaimana harimu? apa yang kamu lihat di jalan pulang? Bagaimana makan siangnya? Apakah hari ini menyenangkan?
Aku selalu menunggu itu, setiap hari.
Bahkan ketika aku tahu kamu tidak akan menulisnya, aku masih saja menunggu. Percaya kamu akan membuka lembaranku dan mulai bercerita (satu kata juga tidak masalah) meskipun entah kapan.
Bahkan ketika aku tahu kamu tidak akan menulisnya, aku masih saja menunggu. Percaya kamu akan membuka lembaranku dan mulai bercerita (satu kata juga tidak masalah) meskipun entah kapan.
Aku lebih sakit melihatmu menulis cerita di buku yang lain, yang jauh lebih canggih daripada aku. Menyapanya dengan keramahan di saat aku masih menunggu tulisanmu .
Itu yang aku lihat, dan aku rasakan. Jika apa yang aku pikir itu salah, beritahu aku.
Aku bukan gadget canggih yang bisa tahu segalanya yang tidak kamu ceritakan. Aku tidak akan tahu apapun jika kamu tidak menulisnya, di sini.
Aku akan dan selalu berusaha melakukan apapun yang aku bisa.
Jika saja bisa aku bicara, aku ingin kamu tahu kalau aku sangat merindukanmu.
Tapi yang bisa aku lakukan hanya menulis. Jadi aku menulisnya. Entah berapa kali aku menulis kalimat itu di buku ini.
Berharap suatu hari ketika kamu ingat aku ditengah kesibukanmu, kamu tahu kalau aku merindukanmu.
Berharap suatu hari ketika kamu ingat aku ditengah kesibukanmu, kamu tahu kalau aku merindukanmu.
Aku ingin membuatmu senang, merasa lebih tenang ketika sedang ada masalah, membuatmu tetap bisa tersenyum saat begitu banyak urusan yang harus diselesaikan, membuatmu ingat kalau ada aku, di sini, yang siap mendengar apapun ceritamu.
Tapi jika itu dan apapun yang aku lakukan dan aku harapkan menjadi sesuatu yang 'mengganggu' kegiatan dan kesibukanmu ... Aku bisa apa (?)
Semoga harimu menyenangkan!
No comments:
Post a Comment