Thursday, 5 June 2014

pikir


"Untuk apa memikirkan orang yang belum tentu -atau kemungkinan besar- nggak mikirin kamu?"
Suatu hari seseorang melontarkan pertanyaan itu padaku. Sesaat setelah aku dengan cerianya bercerita tentangmu. Senyum yang menghiasi ceritaku tentangmu lenyap begitu saja. Dia benar, belum tentu kamu memikirkan aku. Atau bahkan mungkin kamu memang tidak memikirkan aku. Untuk apa? Untuk apa, ya.
Aku jadi bertanya-tanya, apakah tidak boleh memikirkan orang yang tidak memikirkan kita? Bukan tidak boleh, hanya saja sepertinya sia-sia memikirkan orang yang menghubungi kita saja tidak, mungkin.
Sia-sia? Memangnya kalau memikirkan orang yang juga memikirkan kita itu tidak akan sia-sia? Aku rasa sama saja. Yah siasia, manehmaneh. Ehhh.. Hehehe
Aku tidak tahu untuk apa memikirkan orang yang tidak menghubungiku lagi. Kamu. Iya kamuu.hahaha
Tapi yang jelas aku senang. Aku senang memikirkanmu. Ini duniaku sooo what is your problem?
Lagi pula kamu juga tidak tahu kan kalau aku suka memikirkanmu atau setidaknya ingat padamu. Ciegitu
Selama tidak ada yang merasa terganggu aku rasa fine2 aja memikirkan orang yang -mungkin- nggak mikirin kita. Iya nggak, sih?

4 comments:

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...