Sebenarnya nggak ada tuh kejadian ‘ditabrak kereta’.
Mereka yang nabrak. Sudah jelas, kereta selalu melaju di jalurnya. Pengguna
jalan juga selalu diingatkan untuk berhenti saat kereta akan lewat. Tapi
ketika ada kecelakaan, selalu bilang ditabrak kereta. Seolah kecelakaan
itu terjadi karena salah kereta yang
tidak mau berhenti saat ada
kendaraan melintasi jalurnya.
Aneh, kan?
Hampir setiap hari aku melewati jalur rel kereta dan hampir
setiap hari juga aku ‘terjebak’di sana. Maksudku, aku harus berhenti sebentar
menunggu kereta lewat. Kau tahu? Aku
suka melihat kereta. Mendengar bunyi ‘klakson’-nya, suara mesinnya, dan suara
gesekan antara roda yang berputar dengan relnya, khas sekali. Jugijagijugijagijug. Gitu.
Aku sering membayangkan bagaimana rasanya berada di dalam kereta dan melihat kendaraan
berhenti karena aku kereta yang aku naiki sedang lewat. Jadi seperti
bertukar point of view. Someday I’ll know that feeling, anw. Ya, aku memang belum pernah naik kereta jadi
harap maklum. Haha. xP
Tidak hanya aku, anak kecil pun menyukai pemandangan ‘kereta
lewat’ itu. Suatu hari, aku melihat anak kecil yang sudah kegirangan saat motor
ayahnya berhenti terhalang palang. Dia
sampai naik jok untuk melihat apakah keretanya masih jauh atau sudah dekat. Ketika
suara kereta semakin jelas terdengar, dengan mata berbinar dia melambaikan
tangannya.
“Dadaaah!” dia terus melambaikan tangan sampai kereta
itu lewat bahkan ketika palang mulai dibuka, dia masih seperti itu.
I was like, really
what are you doing, kid? People there will not wave their hand back to you and
they even didn’t notice you. But when I saw his face, I know that he is happy
seeing that train.
Mungkin sama bahagianya ketika aku membayangkan aku
yang berada di kereta itu. So, yeah.
Aku dan anak kecil itu adalah sebagian dari sangat sedikitnya orang yang bisa ‘bahagia’ ketika harus berhenti dan
menunggu kereta lewat.
Lebih banyak bahkan banyaaaak banget orang yang
merasa terganggu dan dirugikan saat terpaksa berhenti dan menunggu kereta
lewat.
Aku nggak bisa hitung jumlah pengendara yang sering
merasa jalan kereta itu adalah miliknya sehingga mereka terus melaju saat
palang sudah ditutup. Percaya atau tidak, banyak banget dari mereka yang nekad
melawan arah supaya bisa tetap lewat. Crazy
enough to die, sih, kalau kata aku.
Aku harap kalian bukan salah satunya. Hehe.
Mungkin mereka sedang terburu-buru, tidak sabar, alergi
kereta api, atau sedang dalam keadaan terdesak untuk menyelamatkan dunia(?)
Who knows?
Untuk beberapa alasan yang masuk akal, aku masih bisa
mengerti. Tadi pagi, misalnya, ada dua mobil ambulance yang terus membunyikan
sirine-nya dan melawan arah dan terus melaju disaat tanda kereta lewat masih
berbunyi. Selama sekiranya aman, ya nggak apa-apa kali, ya (khusus ambulance,
karena pasti itu urgent banget). Tapi ternyata banyak pengendara lain yang
ikut-ikutan mobil ambulance itu. Mereka seolah nggak mendengar peringatan kalau
kereta yang lewat itu dari dua arah
sekaligus.
Susah emang.
Sampai kereta sudah terlihat dekat, masih ada aja
pengendara yang nekad lewat. X_X
Pernah nonton film Jepang yang judulnya I Give My
First Love to You?
Ada satu scene yang menurut aku bisa dijadikan
pelajaran buat siapa aja. Waktu Kou dengan gayanya menerobos palang kereta (yang
pasti dia pikir keretanya masih jauh) dan dalam hitungan sepersekian detik,
kereta itu lewat.
Fortunately,ini bukan Jepang. kecepatan kereta yang
melaju di kota ini masih tergolong lambat sehingga pengendara lain bisa
memprediksi. Tapi apa kalian pernah berpikir kalau tetap ‘keukeuh’ nerobos rel
kereta, mesin kendaraan kalian bisa mati tepat ditengah rel disaat kereta sudah
mendekat?
The end.
Come on, people!
Kalian nggak lagi shooting video clip Bruno Mars yang
jump jump jump in front of the train fo ya, kan?
Kalau kalian merasa kereta lewat menyebabkan kalian
terlambat , berangkatlah lebih awal. #selfnote
Kalau kalian merasa menunggu kereta lewat itu
membosankan, coba lihat sekitar. Anggaplah menunggu itu butuh waktu dua menit. Nah,
kita bisa gunakan dua menit itu untuk menemukan sesuatu yang membuat kalian
bersyukur dan tersenyum. Bukannya malah
nyelip-nyelip, melawan arah, nerobos rel dengan alasan ‘keretanya masih jauh’.
Kereta tetaplah kereta #yaiyalah
Aku menulis ini karena aku peduli sama kalian yang
aku nggak kenal kalian itu siapa, urusan kalian apa aja. Tapi kita sama-sama pengendara, penggguna
jalan. Nggak ada salahnya buat saling mengingatkan demi keselamatan dan kelancaran
jalan juga. Karena jujur aja, apa yang kalian lakukan itu malah bikin tambah
macet jalanan khususnya ketika palang kereta sudah dibuka.
No comments:
Post a Comment