Selamat pagi!
Kembali lagi bersama aku di blog aku
#yaiyaDimanaLagi
So, lagi pada ngapain nih? Pastinya
lagi baca blog aku, kan? Hehe. Makasih, ya sudah menyempatkan waktunya buat
mampir kesini ^^
Jadi, tadi aku nggak sengaja dengar
percakapan rekan kerja aku. Aku sendiri nggak pernah niat buat nguping pembicaraan
mereka, ya, istilahnya bomat gitu. Hanya kebetulan suara mereka terdengar
sampai tempat aku jadi ya mau nggak mau aku dengar, dong?
“Kamu,
sih, milih Jokowi.”
“Iya,
siapa lagi tuh yang milih Jokowi tanggung jawab dollar jadi naik.”
And I was like “seriously?”
Sebenarnya kata-kata yang cenderung
menyalahkan rekannya karena memilih presiden yang sekarang sudah terjadi sejak
resminya Jokowi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. Kita tahu sendiri
seperti apa fenomena pilpres tahun lalu yang aku nggak habis pikir kenapa mereka
bisa sampai bertengkar hanya karena perbedaan pilihan yang jelas-jelas itu hak
setiap warga negara untuk bebas memilih calon presidennya. Sampai ada istilah yang
namanya black campaign.
Kadang aku miris, gitu, lihat status
orang-orang yang saling menghina, menyindir, menjelekkan lawan calon presidennya
sampai bicara kasar kaya nggak pernah sekolah. Let’s say kita nggak suka sama
orang, tapi ya nggak gitu juga, sih, caranya.
Sampai akhirnya Jokowi menjadi
presiden, beberapa dari mereka yang mendukung Prabowo masih terus menjelekkan
presidennya sendiri. Pada awalnya aku
pikir mereka seperti itu karena belum ikhlas aja calon presiden pilihannya ‘kalah’
dalam pemilu. Tapi, lama-lama kok kaya apa, ya?
Kesannya itu mereka seperti tidak
mau dan tidak terima kalau negaranya dipimpin oleh Jokowi. (mungkin memang
tidak mau) tapi, kan kita itu tinggal di negara yang sama, negara yang satu:
Indonesia yang presidennya pun satu.
Kalau pas pilpres, kita bebas mau pilih dan dukung A
atau B. Tapi siapapun yang akhirnya menjadi presiden, rakyat yang tadinya
berbeda pilihan harus dukung presiden, dong?
Jujur aku nggak begitu ngerti dunia
politik dan pemerintahan yang kaya gitu, sih. Jadi ini pemikiran aku aja yang
aku pikir siapapun yang menjadi calon presiden tentu memiliki tujuan yang intinya
ingin membuat negaranya maju dan lebih baik. Hanya saja setiap calon presiden
memiliki cara atau visi misi yang berbeda.
Kita semua berharap Indonesia bisa
menjadi negara yang lebih baik lalu bagaimana bisa kalau kita nggak mendukung
dan pesimis duluan? Kenapa malah banyak orang yang masih suka koar-koar jelek-jelekin
presidennya sendiri? Gitu.
Aku nggak bermaksud buat membela
pihak manapun. Jadi presiden itu bebannya pasti berat banget. Beliau memegang
kepercayaan jutaan rakyat untuk dapat memimpin suatu negara. Sekarang, kita
sebagai warga negara ya harus mendukung siapapun yang sekarang jadi presiden, sambil
mengawasi juga. Kalau ada kebijakan-kebijakan yang menurut kita kurang tepat
atau apa kita bisa protes atau usul mengoreksi (ya, aku tahu nggak semudah itu
juga tapi kan ada cara yang lebih baikah daripada menjelek-jelekkan atau
menyalahkan orang yang telah memilih Jokowi). Itu aja, sih.
Dan aku masih nggak habis pikir sama orang yang
bilang kalau dollar naik itu gara-gara presidennya. Aku pernah nonton video di
youtube yang menjelaskan alasan dollar bisa naik sampai segitunya dan kalau ada
yang berpikir SEMUA ini terjadi karena satu orang: presiden, atau SEMUA ini
terjadi karena mereka yang sudah memilih Jokowi, aku udah nggak ngerti lagi.
Kalau sesama rakyat aja udah saling menyalahkan hal
yang sudah lewat: pilpres. Sekarang ya kita jalani, banguun sama-sama dari hal kecil. Kalau masih berharap waktu
bisa diputar ulang, mau gimana bisa maju?
No comments:
Post a Comment