Tuesday 29 September 2015

A crazy



A crazy ... Little thing called love (?)
Bukan. Ini bukan tentang cinta. Hehe.
ini tentang ‘orang gila’. Tema ini tiba-tiba muncul di kepalaku saat aku sedang di perjalanan menuju kantor, tepatnya saat semua kendaraan harus berhenti sebentar karena akan ada kereta api lewat. Disaat seperti itu, aku biasa memanfaatkan waktu dengan melihat-lihat sekitar. Kebetulan di sebelah kiri aku terdapat taman kecil dan aku mendapati seorang laki-laki yang sedang tertawa dan berbicara sendiri. Entah apa yang sedang dia bicarakan. Tapi melihat pemandangan seperti itu rasanya miris.
Siapa yang tidak pernah melihat 'orang gila' di jalan? Aku rasa semua orang pernah melihatnya. Seseorang dikatakan 'gila' bisa karena dia berbicara sendiri, tertawa sendiri, luntang-lantung tanpa arah, berjalan tanpa alas kaki, penampilannya kumuh dan kotor, bajunya compang-camping bahkan ada yang tidak memakai pakaian.
Dulu waktu aku masih kecil, aku sedang jalan-jalan dengan kakek. Kemudian aku melihat 'orang gila' yang berpenampilan aneh lalu aku berkata "ih orang gila.haha." Ya, aku tertawa. Aku sendiri tidak ingat kenapa aku tertawa. Yang aku ingat, setelah itu kakek berkata, "Jangan ditertawakan. Kasihan. Mereka itu sakit. Kita doakan saja, ya."
Sampai sekarang,  kata-kata kakek masih aku ingat. Semenjak saat itu, aku tidak pernah lagi tertawa saat melihat 'orang gila'. Aku mendoakannya. Mendoakan apa? Berdoa semoga mereka sembuh dan hidup lebih baik, tidak luntang-lantung di jalan membuat resah orang-orang.
Aku pikir mereka pasti memiliki beban pikiran yang sangat berat yang mengakibatkan jiwa mereka terganggu. Okay, aku bukan anak psikologi jadi aku tidak (belum mencari tahu) tahu pasti penyebab seseorang dapat dikatakan gila atau mengalami gangguan jiwa.
Tapi aku sering 'ngatain' orang normal 'gila'. Biasanya saat di jalan, ada pengendara yang main tikung gitu aja, tanpa sadar aku suka ngutruk dalam hati "dasar gelo." Padahal mereka sama sekali nggak gila. Hehe. Kalian juga pernah, gitu, kan? Ngatain temen sendiri misalnya, "Gila lo, ya?" Atau "stress lo." Yaa beda lagi sih itu mah, yaa. Skip.
Udah nggak terhitung seberapa sering aku melihat 'orang gila'. Dari yang masih terlihat rapi, sampai yang kucel dekil seedekil-dekilnya.
Hmm.. Apa mereka nggak punya keluarga? Apa nggak ada keluarga mereka yang mencari?  Keluarganya ke mana? Luntang-lantung seperti itu apa mereka nggak kelaparan? Kedinginan? Gitu.
Ke mana keluarganya??
Pertanyaan-pertanyaan itu yang sering muncul saat nggak sengaja melihat mereka.
Tapi katanya orang yang mengalami gangguan jiwa sudah tidak memiliki tanggung jawab lagi karena mereka sudah tidak mempunyai akal sehat(?)
Karena aku nggak bisa berbuat apa-apa untuk hal ini, seperti yang kakek bilang.. Lebih baik kita doakan :)

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...