Wednesday, 1 April 2015

Tiga Jawaban Untuk Satu

Jadi, asal mula aku menulis ini adalah :
Okay. Here we go !

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
setia /se·tia/ a 
1 berpegang teguh (pd janji, pendirian, dsb); patuh; taatbagaimanapun berat tugas yg harus dijalankannya, ia tetap -- melaksanakannya; ia tetap -- memenuhi janjinya; 
 2 tetap dan teguh hati (dl persahabatan dsb): telah sekian lama suaminya merantau, ia tetap -- menunggu;
 3 berpegang teguh (dl pendirian, janji, dsb): walau hujan turun dng lebatnya, ia tetap -- memenuhi janji pergi ke rumah kawannya;

Semua orang tahu apa itu arti setia tanpa harus melihat kamus, sih, ya? Hehe. Yasudah.
Setia itu berkaitan erat dengan hati, perasaan seseorang. Sering dengar, kan, kalau setia itu pilihan. Bukan bakat apalagi sifat bawaan. 
Memang, setia seringnya dikaitkan kepada orang yang sudah memiliki pasangan. Meskipun setia itu nggak cuma buat pasangan aja. Tapi kali ini aku mau bahas setia untuk yang sudah punya pasangan aja, yah. Hehe.

Siapa yang nggak mau punya pasangan yang setia?
Di dunia ini mungkin ada aja orang yang nggak setia alias pengkhianat, yang mengartikan setia itu sebuah singkatan SElingkuh TIada Akhir. #cih. sa ae ya.
Lagi, ini soal pilihan. Bahkan jadi prinsip hidup juga kalau aku. kamu gimana?
Ini masalah kepercayaan, menjaga hati seseorang, dan menjaga hatinya sendiri. 

Selingkuh. Salah satu tanda bahwa seseorang itu tidak setia. NGGAK PERNAH ada aku temukan sisi positif dari suatu ketidaksetiaan bulshit seperti itu. NGGAK AKAN PERNAH.
I was like, “apaan, sih?”
Karena ketidaksetiaan itu bisa terjadi pada siapa saja. (( siapa saja )) baik itu dari pihak perempuan atau laki-laki. Jangankan yang masih pacaran, yang sudah menikah pun banyak kasusnya. Iya, kan?
Kok bisa, sih?
Jawaban pertama dari pertanyaan “kok bisa?” adalah “karena DIA (SECARA SADAR)  MEMILIH untuk tidak setia.”
Dan jika ada yang bilang “Maaf aku khilaf.” Setelah semua ke-bulshit-annya terbongkar, itu bulshit. Nggak mungkin lah kalau dia nggak sadar dia bakal suka sama orang lain bahkan lebih parahnya sampai jalan bareng, teleponan atau apalah itu. NGGAK MUNGKIN.

Jawaban kedua adalah karena godaan dari luar yang sering kita sebut orang ketiga atau PHO (Perusak Hubungan Orang). PHO itu bisa cowo bisa cewe, ya. Terlepas dari mereka yang menanggapi dan tergoda, orang-orang yang berkarakter PHO itu ada, loh.
Seperti apa orang yang memiliki karakter PHO? Meski dia tahu orang yang dia suka sudah memiliki pasangan, dia tetap berusaha untuk mendapatkan yang dia inginkan meski harus merusak hubungan orang itu. Siluman banget ga, sih? Iya.
Berusahanya dengan cara apa? Ya menggoda tadi, modus, sok innocent.
TAPI, kembali lagi pada kita. Apakah kita mau tergoda atau tidak.
cewe itu menggoda Naoki tapi lihat apa yang dijawab Naoki

Kalau yang masih pacaran, mungkin ada yang pernah berpikir atau berprinsip “Ah, mumpung belum nikah, why so serious?”
Okay, sekarang aku tanya, maksudnya apa “mumpung belum nikah?”
Orang yang menjadikan “mumpung belum nikah” atau “mumpung masih muda” sebagai alasan untuk melegalkan kesenangan negatifnya adalah orang yang nggak worth it banget. Nggak masuk akal tau gak, sih.
Kenapa nggak berbuat baik sebelum dan sesudah menikah? Think!
Atau
“Nggak masalah dong gue punya TTM-an atau main di belakang dia? yang penting gue sayang sama dia.”
Nih, ya, satu patokannya, kalau lo emang sayang sama dia, lo nggak akan suka sama orang lain lagi. Lo nggak akan selingkuh, nggak akan deketin yang lain, nggak akan  mengizinkan orang lain masuk ke kehidupan kamu sama pasangan. Jadi jelas kamu nggak sayang sama dia.
Jangan mengatasnamakan “sayang” buat nutupin kebobrokan diri sendiri yang kenyataannya emang nggak setia.

Jawaban ketiga adalah karena kita sendiri. Ada hal dari diri kita yang membuat pasangan memilih mencari/ mendekati yang lain. Kita? Ya, kita sendiri bisa menjadi penyebab pasangan ‘melirik’ sampai akhirnya selingkuh. Kebiasaan buruk kita, kah? Penampilan kita, kah? Itulah kenapa komunikasi penting, untuk saling intropeksi dan memperbaiki diri agar pasangan nggak melirik orang lain. TAPI, jika memang penyebab selingkuh itu karena (misalnya) sifat kita yang kurang disukai, SEHARUSNYA dia (pasangan kita) membicarakannya baik-baik, bukan malah diam-diam selingkuh atau mendekati orang yang menurutnya lebih baik dari kita, tapi tetap ingin kita ada menjadi pasangan dia. 
p.s : kotoko is her wife
See?
Dari ketiga jawaban yang aku sebutkan tadi, ngeh nggak, sih? Kalau semua jawaban itu kembali ke jawaban pertama (read: dia yang memilih untuk tidak setia).
Setiap orang punya cara pandangnya masing-masing. Aku sendiri tetap no excuse kalau sudah masalah kesetiaan.

Kok kamu bisa tahu banyak tentang kaya gini? Jangan-jangan ……. ?
Apa? Aku bisa banyak bicara tentang hal ini karena aku sudah melihat langsung kasus ketidaksetiaan baik itu yang masih pacaran atau sudah menikah. SEMUANYA menyakitkan.
Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang seperti itu, ya.  aamiin .
 

To Be Continued . . . . . .

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...