Friday 17 April 2015

My Second Paris van Java



Halo, aku kangen..
Teng terengtengteng (bayanginnya suara piano, ya, bukan suara kuali di ketuk- udah kaya jualan nasi goreng, duh jadi lapar.)

11 April 2015
Malam itu aku senang sekali, doraemon!
Rasanya kaya mimpi aku bisa ada di Jakarta. Lately, aku merasa kaya pengen get lost somewhere, jauh dari Bandung (read: Jakarta) hehe. Kenapa Jakarta? Karena ada dia.
Betapa bersyukurnya aku saat inginku terkabul hari itu. Alhamdulillah ..
Sore itu, aku berangkat ke Jakarta.  
[Backsound Aitakatta-JKT48 /Aitakatta, aitakatta, aitakataa ! Yes! Denganmuu/]
Di perjalanan, aku memilih untuk tidur biar pas bangun udah sampai Jakarta aja. Jadi seakan-akan seperti mimpi yang ketika aku bangun jadi kenyataan, begitu.
Tidur, sih, sebentar tapi karena rasanya nggak sabar ingin bertemu. Kalau udah keluar pintu tol itu kaya “Welcome to Jakarta” terus ada hujan kertas warna-warni gitu dan aku dadah-dadah ke orang  dari atap mobil. #sapeLuSa [kemudian hujan botol kemasan]
Jadi, saking semangatnya aku sampai nggak makan siang karena ingin cepat berangkat. Hasilnya aku merasa lapar di perjalanan. Tapi ada orang yang duduk di sebelah aku menawarkan makanan ringan keripik singkong Kusuka, -dirimu kusuka kuberlari sekuat tenaga. (malah nyanyi)
“Ambil aja.” Aku yang tidak bisa membohongi diriku kalau aku lapar ya aku ambil .__.
Aku tahu istilah don’t talk to stranger apalagi menerima makanan dari stranger. Tapi, gimana, ya.. lapar.
Nggak lama setelah itu dia gini, “Ini abisin aja.” HAHAHA rejeki banget, kan. Alhamdulillah.

“Km di mana?” pertanyaan yang bikin aku deg-degan selama macet itu karena aku nggak tahu aku di mana x( . Lihat kanan kiri semuanya mobil.  Gedung tinggi pun nggak kelihatan itu gedung apa karena kaca mobil yang gelap.
“Tanya, dong, ke orang itu di mana?”Katanya. Hweee T^T makin panik aja kalau udah kaya gitu. Bodoh banget, kan, aku kenapa nggak daritadi nanya ke orang kalau aku lagi ada di mana. Baka saachan.. Ampunnn.
Mungkin karena panik jadi nggak kepikiran nanya ke orang. Setelah bertanya, aku akhirnya turun di depan kantor wali kota Jakarta Selatan. Orang-orang yang satu travel sama aku mungkin mikirnya “ini anak baru pertama kali ke Jakarta apa gimana, sih.” wkwk. Bomat :P
Aku turun, lalu berdiri di bawah pohon menunggu dia. Tahu dia lagi otw ke tempatku aja aku senang banget banget banget >,< can’t wait!
Menghirup udara Jakarta lagi. Senang! Udara habis hujan, gitu. romantis bangettt #mulai
Nggak lama, (ini beneran nggak lama, loh) ada motor klakson-klakson, jaraknya sekitar 3 meter dari tempatku berdiri. Ketika aku menoleh ke sumber suara, (slow motion, please) hehe.
“Kakak !!” Seruku dalam hati. Pengen teriak tapi nanti Kakaknya malah kabur lagi
Tanpa bengong dulu aku langsung lari ke sana. Agak susah karena aku pake heels jadi langkahku kecil. Kenapa aku lari? Karena kusenang bila berlari kencang #Lah. Haha. Yaampunn. Senangnyaaa!
Setelah menempuh perjalanan lebih dari tiga jam, terus bertemu, rasanya capek itu nggak ada. Yang ada di dekatnyaa aku lebih tenang /nyanyiLagi/
Malam itu, adalah pertama kalinya aku menemukan sisi keromantisan dari kota Jakarta.
Kaya “ini seriusan di Jakarta? Kok indah banget.” gitu.
Ini aslinya bagus banget, loh. warna lampunya ganti-ganti kaya pelangi
Karena selama aku ke Jakarta, bahkan selama tinggal di Jakarta, aku nggak pernah merasa atau berpikir kota ini indah. Biasa aja. Semakin aku sadar kota Jakarta ini indah ketika kita jalan-jalan random malam itu. Aku senaaaang sekali.Jalan-jalan di Jakarta pake motor itu rasanya beda banget sama jalan-jalan pake mobil #yaiyaLah tapi kayaknya kalau sama dia aja sih rasanya bakal indah kaya gitu. Kalau sama tukang ojeg mungkin pasti bakal biasa aja.
Jadi langsung banget menghirup udara Jakarta malam hari. Lihat gedung-gedung tinggi, lampu-lampu, dan orang-orang dengan aktivitas mereka masing-masing.  Kalau boleh jujur, waktu di jalan rasanya aku pengen merentangkan tanganku terus bilang “I’m fly.” #Lah #diKiradiKapal #Titanic (?) HAHAHA.
Tapi ya nggak aku lakuin lah. Kalau aku kaya gitu mungkin aku langsung diturunin di jalan. Ya? Iya.
Orang-orang mungkin ada yang berpikir “Lebay lu ah, Sa. Apa indahnya, sih?”
Indahnya? Bersamanya. ^^,
Kalau kalian temanku, mungkin kalian akan ikut senang mendengarnya, bukan malah ngatain lebay. Heho. Tapi ya, nggak apa-apa. Pada dasarnya aku bomat. Ini ceritaku. Kalau ada yang merasa aku lebay, kenapa masih baca? Hayooo. Hehe.
Aku sendiri nggak merasa lebay karena memang itu yang aku rasakan. Bahagia yang aku senang.
Aku bersyukur banget, Alhamdulillah.
Apalagi aku juga bisa bertemu salah satu member FDNR. Kau tahu? Lagi, itu mimpiku yang jadi kenyataan. Allah mengabulkan doaku melalui dia. Aku bisa ke Jakarta, bisa bahagia, bisa bertemu teman, bahkan bisa ke teater. Itu semua doaku dari dulu.  Pengen nangis tau nggak, sih :”)
Terima kasih, sudah membawaku melihat sisi lain Jakarta yang ternyata indah. Sudah membawaku bertemu temanku, membawaku mencari gogonokocha ketika aku sakit perut. Pengen nangis lagi sih waktu aku sakit perut itu terus Kakak ajak aku cari gogonokocha biar aku sembuh :""( #cengengBanget. Bukan pengen nangis kenapa, tapi aku senang banget. Di saat seperti itu kakak masih ngasih semangat aku buat cari gogonokocha. (udah gatau mau pake emot apa). Semoga nanti kita bisa menemukan gogonokocha, yaa :D//
All I know that Jakarta is the second Paris van Java after Bandung. and I love you. 

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...