Monday, 20 April 2015

Kelas 1



Kalau kebanyakan orang menganggap masa-masa paling indah itu adalah masa SMA, aku tidak.  Aku sudah sering bilang aku tidak suka masa SMA-ku. Aku lebih suka masa SD dan awal kuliah di UNJ. Rasanya beda.
Aku sangat berterima kasih kepada orangtuaku yang telah membahagiakan aku dari kecil. Terbukti waktu aku SD aku senang dan riang sekali. Mungkin dibilang namanya menikmati hidup ya waktu SD itulah. Haha. Kelas 1 . Aku ingat, sebelum diterima di sekolahku aku harus mengikuti beberapa tes seperti menggambar, menulis, membaca, banyak, deh tesnya udah kaya mau masuk universitas #sotau. Waktu itu, aku duduk sendiri dan diberi kertas warna banyak. Aku senang sekali! Pengen bawa pulang buat main di rumah. HAHA. Aku diminta membuat apapun yang aku inginkan dari kertas lipat itu. Karena aku suka bermain, aku jadi tidak merasa kesulitan melipat kertas warna itu. Aku buat rumah, topi, perahu, dompet, kursi, dan kipas. Kipas memang paling gampang dibuat, sih, berguna juga. Haha.
Kalau sekarang aku disuruh membuat beberapa bentuk tadi dari kertas lipat, kayaknya aku lupa bagaimana caranya bahkan mungkin aku butuh tutorial melipat kertas #payah
Harus latihan lagi, ah, harus bisa lagi! Nanti kalau kamu punya anak, mau bagaimana? Masa nggak bisa bikin sesuatu dari kertas lipat? Hayoo.  Dengan membuat sesuatu yang anak kita belum bisa, mereka pasti akan bangga sama orangtuanya apalagi kalau kita mengajarkannya juga. Jadi kaya anak kita nanti cerita ke teman-temannya “Eh, ibuku bisa buat pesawat (kertas), lohh! Nih aku juga bisa coba mana ada ertas, nggak?” Kemudian kelasnya jadi banyak pessawat kertas yang kalau mau terbang harus di-“hah”-in dulu. Btw, sampai sekarang aku masih nggak mengerti kenapa kalau main pesawat kertas kebanyakan harus di-“hah”-in dulu. Ituloh, diberi nafas kita pada ujung lipatannya. Biar apa, sih? Biar terbang? Wkwk.
Selain pesawat kertas, aku suka bikin perahu kertas. Udah kaya Maudy Ayunda gitu. Paling suka kalau hujan yang agak deras membuat arus air depan rumah jadi agak banjir gitu. Aku suka ngapain coba? Yap! Bikin perahu dari kertas bekas terus aku letakkan perahunya ke jalan yang udah kaya sungai itu, kan jadi terbawa arus, tuh. Aku suka bikin dulu yang banyak, baru terus taro di jalan. Ceritanya balap perahu. Sadarkah aku kalau tindakan itu telah mencemari lingkungan? (buang sampah sembarangan bermodus perahu kertas) ya ampun. Aku baru sadar sekarang :( Maafkan aku waktu kecil, ya, bumi.
Kelas 1 itu masih awal-awal aku adaptasi sama lingkungan baru, teman-teman baru, semuanya baru. Perdana gitu, deh #ehem. Hehehe.
Aku ingat wali kelas aku dulu namanya Ibu Ratningsih, tapi lebih sering dipanggil ibu Rat. Beliau baik banget. Sayangnya belum setahun, ibu Rat harus pindah mengajar ke Al-azhar Pusat. Sedih banget  tapi aku nggak nangis. Teman-teman lain menangis. Di kelas kita bernyanyi bersama lagu pileuleuyan sama sapu nyere pegat simpai, yah pokoknya lagu sunda yang sedih. Dan waktu menyanyi itu Ibu Rat menangis. Aku mah apa? Malah membayangkan sapu nyere pegat simpai tuh yang kaya gimana? -___-
Ibu Rat itu guru pertama yang mengajar aku di kelas 1. Kadang, kalau anak-anak lagi susah diatur, beliau juga galak.
Pernah suatu hari aku dan temanku yang aku lupa siapa #astagfirullah hehe (malah nyengir) gatau atuhda ga kebayang wajahnya, yang aku ingat aku nggak sendirian. kita belum dijemput Papa. Lamaa banget. Aku jadi guling-guling di kelas aja (nggak guling-guling juga, sih) gatau ngapain kayaknya aku dulu nggak bisa diam. Lalu Ibu Rat datang ke kelas, “Belum dijemput? Mau lihat buku ini nggak?” Semacam buku yang besar penuh foto pemandangan kehidupan orang-orang di Indonesia. Ada keterangannya juga. Aku duduk di samping beliau yang menunjuk gambar sambil membacakan keterangannya lalu menceritakan yang beliau tahu tentang  foto itu. Ada foto suku apa (lupa) yang kalau pake anting sampai berat banget sampai telinganya memanjang, ah banyak, deh, aku paling ingat beliau cerita tentang pasar apung yang ada di Kalimantan.
“Jadi, kita kalau belanja pake perahu.”
“Beneran, Bu?”
“Iya.”
Kemudian aku terkagum-kagum.
Kaya yang di iklan RCTI itu, geuning. Ingat, kan, dulu iklan RCTI ada scene aktivitas pasar apung? Duh, itu buku masih ada nggak, ya? di sekolah? Bahkan judulnya pun aku tidak ingat x(
Buku bagus, tuh. Aku suka baca (lihat) berulang kali.
Terima kasih untuk ilmu dan kenangannya, Bu.
Setiap pagi Mami sudah menyiapkan sarapan. Aku biasa sarapan telur (pakai garam), susu, dan minum scott emulsion kutumbuh besaar. Hehe. Lalu Papi mengantarkanku ke sekolah yang jaraknya cukup jauh itu. Kadang, aku suka nebeng tetangga aku yang juga teman sekelasku namanya Andika. HAHAHA. Budayakan nebeng dari kecil -__- yaa ngga gitu juga, sih, sebenarnya. Kalau bisa bareng ya kenapa nggak? Lagian searah. Tapi, selama aku kalau nebeng sama dia (papanya), aku nggak pernah ngobrol loh, sama Andika HAHA. Bahkan sampai lulus, jarang banget.
Kadang, Papi suka nungguin aku sampai pulang sekolah.  Jadi aku nggak pernah berangkat dan pulang sendiri. Kadang aku diantar jemput sama mami, kadang sama papi. Seringnya sama Papi soalnya Mami mengurus ade gue yang masih bocah di rumah. Dan seringnya aku pasti tidur di angkot. Bangun-bangun udah nyampe aja. HAHA.
Aku ingat pertama kali belajar matematika, pake sedotan warna-warni. Mami menggunting sedotan lalu mengajarkan aku berhitung. Setiap mau ulangan atau malam setelah sekolah, mami suka bacain ulang pelajaran dan ngetes aku. Aku yang sambil main (tidur-tiduran) tinggal jawab-jawab aja #azeg #pinterLuSa Alhamdulillah. Hehe. Prestasi membanggakan waktu kelas 1 itu aku mendapat ranking 2. Yay!  Dapat sepeda dari kakek di Jakarta. Sepeda wim cycle yang ada di iklan warna pink keunguan. Aku suka sekali !! Terima kasiiiih ^^,
Banyak, sih, moment kelas 1 tuh. Dan kayaknya setiap generasi ada trending topic sendiri, deh. Ingat pulpen lucu yang ada wanginya? Dulu aku punya banyak. Ada tiga. Dan suka aku kalungin, lalu aku merasa bangga. HAHAHA PLEASE. Jadi, kalau udah nulis/gambar kertasnya aku cium dulu. Padahal mah racun katanya ya, itu tuh? Lalu ada trend tas dorong. Aku pernah cerita tentang tas dorong di postingan lama aku :)
Cerita Kelas 1 sampai sini, ya. Nantikan cerita kelas lainnya x)

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...