Friday, 4 December 2015

Winter in December



Suatu hari nanti, pada bulan Desember, aku akan berdiri di suatu tempat indah yang belum pernah aku kunjungi, bersamamu, bersama ayah dan ibu, bersama keluarga kita. Memakai syal dan  berlapis-lapis pakaian yang kemudian ditutup jaket yang tebal. Tidak lupa menutup kepalaku dengan topi rajutan yang hangat.
Membeli beli kopi di vending machine (Ada, kan?) untukmu dan coklat panas untukku. Sayangnya di sana pasti tidak ada gorengan.
Salju.

Suatu hari nanti aku akan melihatnya langsung. Merasakan seperti apa dan seberapa dinginnya butiran  berwarna putih itu. Tidur diatas salju, main salju! (kalau aku kuat) Ayah selalu bilang aku tidak akan kuat berada di tempat yang dingin seperti itu, aku bisa mati kedinginan karena kurus.  Karena itu aku harus banyak makan!
Hari itu, aku akan buktikan pada ayah kalau aku bisa bertahan di tempat yang suhunya mencapai minus sekalipun. ^^
Aku ingin –setidaknya- satu kali dalam hidupku, melihat salju.   

Thursday, 3 December 2015

Cryptowall



Alohaa!
Long time no say hi to you all my readers!! >.< wuuhuuu!
Did you miss me? Anyone? #Please
“………..”
Guys?
“………..”
Hmm…. Alright, but at least you guys wondering “how have I been” since there is no ‘life’ in this blog lately. Whereas, there are many things I want to share but I have no chance.  So sorry :(

You know? Unexpectedly the PC that I use to write was attacked by virus named cryptowall. It made -almost all- my data were gone! You should must aware with this kind of virus. Beware!!!
The PC which not protected well has bigger possibilities to feel the pain of CryptoWall. I felt it (Even I’m not a PC) but I felt the pain too. And I don’t want you feel it too so let’s make some defense to anticipate worst thing that probably happen with your PC, sooner or later.
Trust me, it hurts. Especially when you have no backup your data (files, music, images, video) yet.
I suggest you to backup your files now regularly!
Have you backup your files? Remember the last day when you backup your files?
After you read this. Please backup your files soon.

Cryptowall can spread through email as an attachment and from infected websites that pass on the virus. It has been linked to some ad sites that serve up advertising for many common websites users visit on a daily basis. Based on my case, I think it caused by the –unobvious- pop up advertisements.  I tried to close it but the ads pop up again and again. I was bit angry so I click them many times hope they will disappear.  Stupid I know.
Then I realized the PC was infected because I couldn’t open any files both in local disk C and D. The files were change become separate strange files. I know that my files were gone.  
I tried to fix it with many ways but still….

There’s nothing I can’t do except dancing on ice while sing “let it go. Let it go! Can’t hold it back anymore” /crying/

*Sigh*
Eh, welcome December! ^^

Friday, 13 November 2015

Conditionel Tenses Type 3



“Coba aja kalau tadi/kemarin ….”
“Kalau tadi nggak …. mah.”
“Harusnya tadi/kemarin tuh ….”
“Kalau kemarin nggak …. mungkin ….”
(titik-titiknya isi sendiri) Hehe.
Aku rasa semua orang pernah mengucapkannya, kalaupun nggak, at least pernah berpikiran seperti itu.

FYI, aku selalu berusaha untuk tidak mengucapkan kata-kata itu atau sejenisnya. Even ketika kepikiran kaya gitu dan kata-kata itu hampir keluar dari mulutku, otak aku otomatis ngasih warning kaya “It’s useless. Just don’t say that!”
Kalau dalam bahasa Inggris, kalimat seperti itu dikenal dengan conditional sentence type 3.
Benar nggak, ya?
You’re imagining a different past situation that didn’t happen anyway.
Konteks kalimatnya lebih ke penyesalan.
Contoh: “Coba aja kalau tadi gue bawa payung, mungkin sekarang gue nggak kehujanan.”
See? Dia menyesal karena nggak bawa payung dan berandai-andai kalau aja tadi dia bawa payung. Kenyataannya? Dia nggak bawa payung dan kehujanan.
Memang nggak selalu conditional sentence type 3 ini mengandung penyesalan.
Contoh: “Coba aja kalau tadi lo nggak nolongin gue, mungkin sekarang gue udah nggak ada.”
It means dia bersyukur karena tadi ditolongin jadi sekarang dia masih hidup.
Ini ngarang sih. Hehe.

Intinya adalah kurangilah menggunakan mengucapkan kalimat conditional sentence type 3 ini jika itu membuat diri kamu semakin mumet dan berharap waktu bisa diulang lagi. You know it’ll never happen.
Don’t waste your time to think and say something useless.
Semakin kamu sering mengucapkannya, semakin terlihat kamu adalah orang yang tukang ngeluh. 

Aku bilang kaya gini bukan berarti aku nggak pernah ngeluh atau menyesal sama masa lalu, nggak. I’m human too. Tapi aku lebih milih buat nggak mengucapkan kata-kata itu ketika aku berpikir atau merasa seperti itu.

Thursday, 12 November 2015

Boleh Aku Membenci Ayah?



“Ibu, boleh aku membenci Ayah?” 
Air mata yang berusaha aku tahan akhirnya jatuh.
“Boleh aku membenci ayah?” Semakin pertanyaan itu kuulang, semakin banyak air mata yang mengalir.
“Apa aku boleh aku membenci seorang yang kau cintai, Bu?”
“Apa aku boleh membenci orang yang telah menyayangi dan melindungiku sejak aku lahir, Bu?”
“Apa boleh?”
Sakit sekali rasanya seperti ini. Pertanyaan bodoh itu terus terucap dalam hati. Dadaku sesak. Air mata ini sudah tidak bisa kubendung lagi. Aku menangis di samping ibu yang juga sedang menangis. Nafasku berat dan terasa sesak.
Sebagai seorang anak, aku merasa gagal karena telah menangis di depan ibu, meski tanpa suara.
“Mengapa ibu masih bersama ayah?” pertanyaan bodoh itu sempat melintas dipikiranku meski aku sendiri tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Aku tidak pernah ingin. 
“Apa ibu bahagia? Kalau ibu bahagia bersamanya lalu kenapa ibu menangis?”
“Apa ayah mencintai ibu? Kalau dia mencintaimu kenapa dia tidak membuatmu bahagia?”
Aku kecewa. Sebagai seorang anak apa boleh aku kecewa pada ayahnya sendiri?
Tidak ada hal yang bisa kulakukan selain menangis dalam diam. Berteriak dalam hati.

Hingga suatu hari ibu berkata, “Jangan seperti itu. Bagaimanapun kamu juga harus lihat sisi baik ayah yang tetap  bersama kita. Kamu lihat, kan? Banyak ayah orang lain yang malah pergi begitu saja bahkan memilih wanita lain dan meninggalkan keluarganya dan tidak bertanggung jawab? Tapi ayahmu tidak seperti itu. Itu adalah sisi baik ayah yang orang lain tidak lihat. Mereka hanya melihat kejelekan saja tanpa melihat sisi baik. Kamu tidak boleh seperti itu.”

Aku tahu.. sekecewa apapun aku padanya, rasa sayang ini tidak pernah pergi. Bahkan ketika rasa ‘benci’ mulai datang, hatiku terasa sakit.
Bagaimana bisa aku membenci ayah? Aku tidak akan bisa. Bagaimanapun dia ayahku. lelaki pertama yang menyayangi dan menjagaku dengan sepenuh hati.
Sesunggunya.. Aku hanya tidak ingin melihat ibu menangis karena ayah.  
Dan ketika aku mulai berpikir untuk membencinya, Ibu menyadarkan aku untuk menepis rasa benci dan kecewa dengan mengingat dan melihat kebaikannya.
Kebaikan-kebaikan yang hampir tertutup oleh rasa kecewa.  

“Sekarang kamu tinggal pilih: memelihara rasa kecewa yang menjadi benci ini dengan terus mengingat hal buruk, atau mengingat dan melihat kebaikan beliau, mencoba memaafkan dan mendoakannya?” Kata ibu, kedua tangannya dengan lembut mengusap air mataku. Seolah sekaligus mengusap rasa kecewa yang tidak akan aku pelihara. Bagaimanapun, aku sayang ayah. 
- - - - -


Happy father's day!

Monday, 9 November 2015

[Review] Spectre 007



Siapa sih yang nggak tahu James Bond?
James Bond adalah tokoh fiksi yang dibuat oleh seorang novelis bernama Ian Fleming. Dia adalah seorang agen rahasia di Inggris dengan kode nama 007.
Jujur, dari sekian banyak serial James Bond kaya Casino Royale, dan lain-lain (aku cuma tahu Casino Royale)  nggak ada yang pernah aku tonton kecuali ya Spectre ini.
Lah tuh tau Casino Royale? Iya tahu tapi aku nggak pernah nonton.

Jadi, aku mau terima kasih sama Kakak karena tiba-tiba ngirim ini ngajak aku nonton film yang aku belum pernah tahu film James Bond tuh kaya apa. Makasih yaaaa {}
 















Film dimulai dengan menceritakan suasana festival peringatan hari kematian di Meksiko, Dia de Muertos. Festival ini diadakan setiap bulan November selama dua hari di mana orang-orang memakai kostum dan topeng serba tengkorak yang menurut aku itu unik tapi seram sih kaya tengkorak dimana-mana terus gede banget meskipun pake pita atau apa segala macam.

Aku sangat nggak menyarankan kalian ngajak anak atau adik kecil nonton film ini. Dari keterangan filmnya aja sudah ditulis kan D17+ yang artinya film ini memang ditujukan buat orang dewasa. Soalnya kadang aku suka lihat aja gitu ada orang tua yang bawa anaknya nonton film yang kurang pantas buat ditonton sama anak kecil. Mungkin niat mereka baik, ngajak anaknya refreshing nonton bioskop. Tapi buat aku kalau misalnya punya anak, lebih baik pilih film yang kategorinya SU.
Nonton film ini tuh ibarat naik jet coaster selama kurang lebih 2,5 jam. Lagi tenang, tiba-tiba udah tembak-tembakan, berantem, terus tenang lagi. Gitu aja sampai beres. Buat aku film action itu hampir sama dengan film horror: nyeremin. Mungkin karena aku nggak tega lihat adegan kekerasannya yang sadis-sadis banget :( sekalipun aku tahu itu cuma film alias nggak beneran.
For many scenes, I prefer to close my eyes and let my ears “watch” the film, holding his hand tightly.

Karena Kakak sering ngajak aku nonton film yang genre-nya science fiction, action, atau thriller, aku jadi suka sama film kaya gitu asal nontonnya sama Kakak. Haha.  Okay skip, itu bukan review. Wkwk. 
Maksud aku, terlepas dari banyak adegan kekerasan dan sedikit sex scene, film ini bikin nambah ilmu dan wawasan. Aku jadi tahu banyak hal kaya tempat-tempat bagus, mobil-mobil keren, dan belajar kebudayaan negara lain juga.
Kita dimanjakan dengan pemandangan London yang baaagus banget. Bukan Cuma London, ada lagi Austria yang kayaknya dingiiiin banget sampai kerasa (mungkin dingin AC). Sama tempat-tempat lain yang keren!
Semoga someday kita bisa ke sana, ya, Kak! Aamiin.

Nonton film ini tuh kaya sekalian jalan-jalan. Seru! Meskipun ada hal yang nggak masuk diakal karena James Bond-nya super kuat. Nggak diceritain dia makan apa bisa sampai kuat gitu. Soalnya nggak ada adegan makan. Eh, ada sih tapi itu belum berapa suap makan (bahkan kayaknya baru minum) udah diganggu jahatnya. Emang berantem gitu nggak lapar apa?

Kalau ditanya tokoh favorite, aku pilih si Q (read: kyu)! Aku suka. Hahaha. Mirip Kakak sih >.<

Q itu kalem-kalem tengil dan pintarnya itu loh..
Setelah aku google aslinya ganteng gitu yaampun Q! /malah jadi fangirl/ hahaha.
Soo Qt (read: Kyut) hahaha >.< 
 Meskipun ini film action, tapi aku menemukan adegan so sweet yang bikin aku suka sama tokoh James yaitu ketika dia mencari Madeleine Swann. Can’t take my breath the way he shouted her name! “Madeleine!!!” Yagitudeh so sweet banget yaampun melting dah gue.wkwk #SasaKenapa

Buat sebagian orang kayaknya mereka agak kecewa sama film Spectre ini. Bahkan Kakak juga merasa film ini biasa aja, flat gitu. Tapi kalau buat aku sih bagus karena ada Q. #yee -__-

Terakhir, pesan moral yang ada di film ini yang aku dapat sih cukup sederhana tapi ngena. Intinya, membenci orang, sibuk merencanakan sesuatu buat ‘menghabisi’ dia atau untuk merusak kebahagiaan orang itu sama sekali bukan pilihan yang tepat buat menjalani hidup. Kita nggak akan pernah tenang kalau hidup kaya gitu, cape. Ujung-ujungnya aku jadi merasa kasian sama Franz Oberhauser. Kasian banget. Dia bahkan nggak punya orang yang dia cintai dan cinta sama dia.
Nggak perlu buang-buang tenaga atau waktu buat ngurusin orang yang benci sama kita. Fokuslah sama orang-orang yang kita sayang dan sayang sama kita karena bahagia ada di sana.

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...