Ini tulisan yang nggak ada intinya. Jadi daripada nantinya kamu menyesal, lebih baik nggak usah dilanjutkan bacanya. Serius.
Kapan terakhir kali aku pergi ke
pantai saja aku tidak ingat.
Apalagi mendengar desir pasir di
padang tandus. #lah maksudku… desir ombak.
Waktu itu aku masih kecil (read:
SD). Pantai Carita yang ada di Banten. Di sana aku bermain pasir sampai kulitku
hitam dan aku tidak peduli. Berenang di tepian saat ombak datang dan hampur
tenggelam di tepian bahkan tak sengaja meminum air laut yang memang asin.
Melihat ubur-ubur warna ungu yang kata ayah jika aku menyentuhnya aku akan tersengat
jadi aku tidak berani mendekat. Mengumpulkan kerang yang tersembunyi di balik
tumpukan pasir. #katanyatidakingat
Sejak saat itu, aku sama sekali belum
lagi tahu rasanya berada di tepi pantai ditemani angin dan sayup-sayup suara
ombak itu seperti apa. Aku juga belum tahu (lagi) rasanya melihat matahari ‘tenggelam’
di laut seperti apa. Juga rasanya berdiri di atas pasir pantai tanpa alas kaki seperti
apa. Seperti apa, sih? Ya seperti itu.
Sebagian besar hidupku dihabiskan di
daerah pegunungan karena tempat tinggalku berada di kaki gunung lewati lembah.
Tapi, mendaki gunung lewati lembah pun aku belum pernah. #yeu
Pernahnya ke bukit yang paling
indah. Bukit Moko. #ehem
Dari sekian banyak mall yang pernah
aku kunjungi, aku paling suka tempat shalat sebuah mall di Bandung, Ciwalk. Tempatnya
bagus, bersih dan menenangkan. Bukan di
basement yang pengap. Ada jarak antara
tempat wudhu dan tempat sholat sehingga kaki kering juga ada blower untuk
mengeringkan kaki juga #mulainorak.
Ada air yang mengalir dan kolam
kecil tanpa ikan (aku lupa ada ikannya apa nggak) dan itu membuat ruangannya
terasa sejuk. Suara gemericik air yang mengalir juga membuat pikiran jadi
tenang. Kalian suka suara gemericik air, nggak?
Aku jadi ingin punya rumah yang ada
tempat yang seperti itu. Rasanya pasti awesome!
Kapan terakhir kali aku berenang
saja aku ingat. Januari 2013.
Sudah lama juga aku nggak main sama
air. Hujan-hujanan pun aku sering tapi aku sama sekali tidak bahagia saat
kehujanan, sungguh. Kalau mandi, mencuci baju, mencuci pakaian itu bukan
termasuk main sama air, ya.
Ngomong-ngomong soal berenang,
kalian pernah mencoba membuka mata dalam air, nggak?
Dulu aku pikir, kita nggak bisa
melihat dalam air tanpa kacamata renang. Itulah kenapa aku selalu memakai
kacamata renang kalau berenang. Tapi ternyata bisa, ya!! Jadi, saat pertama aku
mencobanya aku takut. Takut mata aku kemasukan air. Aku mikirnya “kemasukan
debu aja perih apalagi kemasukan air.” Apa mataku akan baik-baik saja?
Kemudian aku menenggelamkan diri dan
perlahan membuka mata (tanpa memakai kacamata renang). Hey! Aku bisa melihat
dalam air (melihat kramik dasar kolam renang)! Rasanya perih kalau lama-lama
membuka mata dalam air. Jadi kuputuskan untuk memejamkan mataku lagi. Hihi. Asik
yaa main air. Imagine how sweet the
moment when you open your eyes in the water then you saw your crush was seeing
you then smile. Aaakk! So sweet ya gilaa. Haha #mulai #ngayal.
Hujan-hujanan? Kalau itu.. aku belum pernah sengaja hujan-hujanan,
sih.
No comments:
Post a Comment