Sunday, 7 December 2014

Air



Ini tulisan yang nggak ada intinya. Jadi daripada nantinya kamu menyesal, lebih baik nggak usah dilanjutkan bacanya. Serius.
Kapan terakhir kali aku pergi ke pantai saja aku tidak ingat.
Apalagi mendengar desir pasir di padang tandus. #lah maksudku… desir ombak.
Waktu itu aku masih kecil (read: SD). Pantai Carita yang ada di Banten. Di sana aku bermain pasir sampai kulitku hitam dan aku tidak peduli. Berenang di tepian saat ombak datang dan hampur tenggelam di tepian bahkan tak sengaja meminum air laut yang memang asin. Melihat ubur-ubur warna ungu yang kata ayah jika aku menyentuhnya aku akan tersengat jadi aku tidak berani mendekat. Mengumpulkan kerang yang tersembunyi di balik tumpukan pasir. #katanyatidakingat
Sejak saat itu, aku sama sekali belum lagi tahu rasanya berada di tepi pantai ditemani angin dan sayup-sayup suara ombak itu seperti apa. Aku juga belum tahu (lagi) rasanya melihat matahari ‘tenggelam’ di laut seperti apa. Juga rasanya berdiri di atas pasir pantai tanpa alas kaki seperti apa. Seperti apa, sih? Ya seperti itu.
Sebagian besar hidupku dihabiskan di daerah pegunungan karena tempat tinggalku berada di kaki gunung lewati lembah. Tapi, mendaki gunung lewati lembah pun aku belum pernah.  #yeu
Pernahnya ke bukit yang paling indah. Bukit Moko. #ehem
Dari sekian banyak mall yang pernah aku kunjungi, aku paling suka tempat shalat sebuah mall di Bandung, Ciwalk. Tempatnya bagus, bersih dan menenangkan.  Bukan di basement yang pengap.  Ada jarak antara tempat wudhu dan tempat sholat sehingga kaki kering juga ada blower untuk mengeringkan kaki juga #mulainorak.
Ada air yang mengalir dan kolam kecil tanpa ikan (aku lupa ada ikannya apa nggak) dan itu membuat ruangannya terasa sejuk. Suara gemericik air yang mengalir juga membuat pikiran jadi tenang. Kalian suka suara gemericik air, nggak?
Aku jadi ingin punya rumah yang ada tempat yang seperti itu. Rasanya pasti awesome!

Kapan terakhir kali aku berenang saja aku ingat. Januari 2013.
Sudah lama juga aku nggak main sama air. Hujan-hujanan pun aku sering tapi aku sama sekali tidak bahagia saat kehujanan, sungguh. Kalau mandi, mencuci baju, mencuci pakaian itu bukan termasuk main sama air, ya.
Ngomong-ngomong soal berenang, kalian pernah mencoba membuka mata dalam air, nggak?
Dulu aku pikir, kita nggak bisa melihat dalam air tanpa kacamata renang. Itulah kenapa aku selalu memakai kacamata renang kalau berenang. Tapi ternyata bisa, ya!! Jadi, saat pertama aku mencobanya aku takut. Takut mata aku kemasukan air. Aku mikirnya “kemasukan debu aja perih apalagi kemasukan air.” Apa mataku akan baik-baik saja?
Kemudian aku menenggelamkan diri dan perlahan membuka mata (tanpa memakai kacamata renang). Hey! Aku bisa melihat dalam air (melihat kramik dasar kolam renang)! Rasanya perih kalau lama-lama membuka mata dalam air. Jadi kuputuskan untuk memejamkan mataku lagi. Hihi. Asik yaa main air.  Imagine how sweet the moment when you open your eyes in the water then you saw your crush was seeing you then smile. Aaakk! So sweet ya gilaa. Haha #mulai #ngayal.
Hujan-hujanan? Kalau itu.. aku belum pernah sengaja hujan-hujanan, sih.

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...