Wednesday 8 January 2014

seharusnya

aku ingin kembali ke masa itu. Seharusnya aku tidak bertemu denganmu. Seharusnya aku tidak menemuimu. seharusnya aku tidak menyukaimu. banyak sekali yang aku sesalkan tentangku akanmu. seharusnya ... apa seharusnya aku tidak mengenalmu?

Suatu hari aku dapat kesempatan yang mustahil itu. Aku hanya diizinkan berada di masa lalu selama 120 detik. Waktu yang cukup untuk mengubah segalanya.
Di sini aku, tempat yang sama, waktu yang sama. Seingatku sebentar lagi aku akan bertemu dengan teman dari teman-temanku. Dia. Sebentar lagi aku akan bertemu dengannya. Jika aku pergi dari tempat ini, aku tidak akan bertemu dengannya. aku yakin itu.
Kulangkahkan kakiku menjauh dari tempat itu. Tak peduli ke mana aku melangkah, tak peduli temanku memanggil. aku hanya ingin mengubah ini. ini saja. Meskipun kami sudah saling kenal lewat media sosial, setidaknya kalau begini kita tidak akan bertemu. jika hari dimana seharusnya kami bertemu aku ubah menjadi seperti ini, pasti tidak akan ada hari lain di mana aku akan bertemu dengannya. tidak akan ada. aku tidak akan bertemu denganmu. ya, setidaknya itu cukup.
Dari kejauhan aku bisa melihat sosoknya bersama teman-teman datang menemui temanku yang seharusnya sedang bersamaku.
Aku memejamkan mata, tersenyum puas. Dan saat aku membuka mataku lagi, aku sudah tidak melihatnya. aku sudah kembali ke masa sekarang. tidak ada perubahan yang aku rasakan setelah aku mengubah waktu itu. atau mungkin belum. hanya saja aku masih mengingatnya, mengingat namanya. tapi aku tidak ingat saat-saat bersamanya. mungkin aku memang tidak pernah bersamanya setelah aku mengubah masa lalu itu. baguslah.

Dua minggu berlalu, aku sudah tidak mengingat kejadian itu. kehidupanku berjalan seperti biasa tanpa mengingtanya. Sore ini aku berniat untuk window shopping sendirian. aku suka jalan-jalan sendiri seperti ini. tidak ada pilihan lain,tidak ada orang yang bisa ku ajak atau aku minta temani. teman-temanku jauh, dan aku tahu mereka punya kesibukan masing-masing.
aku masuk kedalam lift lalu menekan tombol nomor tiga. hanya ada aku dan seorang laki-laki memakai jaket biru berdiri di sampingku. aku melihatnya sepintas lalu kemudian melihatnya lagi.dan.. dia juga melihatku. Dia... Dia! Kenapa dia?
bukankah seharusnya aku tidak akan pernah bertemu dengannya?

Sekarang aku tahu. Tak peduli seberapa mungkin, seberapa ingin seseorang berusaha kembali ke masa lalu berusah mengubah yang terjadi di masa itu. Jika memang sudah seharusnya terjadi.. tidak ada yang bisa mengubahnya. Begitu juga denganku.
Seberapa keras aku mengubah masa lalu. Jika memang sudah seharusnya aku bertemu dengannya, aku pasti akan bertemu dengannya. Seberapa keras aku menolak, aku .. memang sudah seharusnya bertemu dengannya. Aku ... memang sudah seharusnya menyukainya. Dan..pada akhirnya  aku.. memang sudah seharusnya dilupakan dan melupakannya. Semuanya .. sudah seharusnya.

 #Azegg #Naon

No comments:

Post a Comment

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...