Tuesday, 21 January 2014

There's nothing impossible

Jakarta. Bukan kota kelahiranku tapi ada kenangan manis dan pahit yang tidak bisa aku tinggalkan. Beberapa minggu lagi mungkin adalah hari tepat satu tahun aku mengucap selamat tinggal pada Jakarta. Aku sempat berpikir, ketika aku memutuskan untuk meninggalkan Jakarta, sama saja aku mengucap selamat tinggal kepada mimpiku. Bukan karena Jakarta adalah mimpiku. Aku tidak pernah bermimpi bersekolah di Jakarta. Aku tidak pernah bermimpi akan bekerja atau tinggal di sana. Tapi pada kenyataannya aku -pernah- kuliah di sana. Aku ingin berbagi cerita di sini. hanya saja aku belum menemukan waktu dan kata-kata yang tepat untuk bercerita. 

tau dah ah pokoknya aku kangen FDNR. wkwk gaje

Monday, 13 January 2014

Rangkaian Kata



Beberapa waktu lalu, kala sore mulai menua. Dilahirkannya aneka warna manis di ujung langit. Menebar hangat yang sesekali membuat kedua bola mataku menyempit.
Di sini, di tempat yang begitu jauh dari jangkauanmu. Aku hanya tersenyum dan kembali membaca sederet kata yang kaucipta, berulang-ulang. Membuatku mengangguk, tersipu, dan terenyuh. Seolah-olah saja hati kecilku pun merasakan yang kaurasa. Seakan-akan itu adalah sesuatu yang kauucapkan untukku, padahal mungkin saja, tidak. Berlebihan barangkali, namun nyatanya memang begitu.
Aku mau mencintaimu. Aku mau dicintaimu.
Bagaimana?
Seandainya aku bukan sosok yang kau harapkan. Tak apa. Aku tak akan terluka ataupun tersinggung. Sebab cinta bukan hanya mengajarkan aku kebahagiaan, namun juga kekuatan bertahan.
Aku bukan pengecut yang senang memperhatikanmu dari kejauhan. Aku hanya tak bisa mengungkapkan perasaan kepada kau yang sedang mengharapkan hati lain. Tak lucu, bukan, aku jatuh cinta dan patah hati dalam waktu yang sama. 

- baris aksara

Sunday, 12 January 2014

memangnya ada?

Memangnya ada? istilah menyukai orang yang salah?

Aku termasuk orang yang mudah jatuh cinta dan mudah terpesona. Hal-hal kecil yang menurut orang mungkin biasa saja, di mataku bisa menjadi sesuatu yang sangat indah, bahkan bisa membuatku tersenyum seharian. tapi kadang, hal yang menurut orang-orang adalah sesuatu yang "whoaahaha" menurutku malah bisa jadi biasa saja.

Aku bukan termasuk orang yang berani memberitahu perasaanku pada orang yang kusuka.  Bukan juga termasuk orang yang percaya diri dengan perasaanku sendiri. Jika aku menyukai seseorang, ya aku hanya menyukainya. Jika orang itu juga menyukaiku, mungkin aku hanya sedang beruntung.

Aku pernah menyukai seseorang yang tidak ingin aku sebut namanya, tapi dia bukan voldemort karena aku tidak mungkin menyukai voldemort. Lagi pula voldemort bukan orang.
Seperti yang sudah kukatakan, aku menyukainya karena hal kecil. sekecil butiran-butiran hujan yang turun setiap sore.
Aku menyimpan rasa ini sendiri. biar aku saja yang tahu perasaanku. memperhatikannya dari kejauhan atau dari kedekatan secara diam-diam tanpa ada orang yang tahu kalau aku menyukainya ternyata lebih membuatku nyaman. aku takut .. kalau dia tahu, dia akan berubah atau menghindar atau membenciku mungkin.

memangnya ada? istilah menyukai orang yg salah?
ketika rasa kita tak terbalas atau tiba-tiba dia menghilang.. apa karena menyukai orang yang salah? sebenarnya kalau seperti itu salah siapa? apa harus menyalahkan dalam perasaan? entahlah ..

Wednesday, 8 January 2014

seharusnya

aku ingin kembali ke masa itu. Seharusnya aku tidak bertemu denganmu. Seharusnya aku tidak menemuimu. seharusnya aku tidak menyukaimu. banyak sekali yang aku sesalkan tentangku akanmu. seharusnya ... apa seharusnya aku tidak mengenalmu?

Suatu hari aku dapat kesempatan yang mustahil itu. Aku hanya diizinkan berada di masa lalu selama 120 detik. Waktu yang cukup untuk mengubah segalanya.
Di sini aku, tempat yang sama, waktu yang sama. Seingatku sebentar lagi aku akan bertemu dengan teman dari teman-temanku. Dia. Sebentar lagi aku akan bertemu dengannya. Jika aku pergi dari tempat ini, aku tidak akan bertemu dengannya. aku yakin itu.
Kulangkahkan kakiku menjauh dari tempat itu. Tak peduli ke mana aku melangkah, tak peduli temanku memanggil. aku hanya ingin mengubah ini. ini saja. Meskipun kami sudah saling kenal lewat media sosial, setidaknya kalau begini kita tidak akan bertemu. jika hari dimana seharusnya kami bertemu aku ubah menjadi seperti ini, pasti tidak akan ada hari lain di mana aku akan bertemu dengannya. tidak akan ada. aku tidak akan bertemu denganmu. ya, setidaknya itu cukup.
Dari kejauhan aku bisa melihat sosoknya bersama teman-teman datang menemui temanku yang seharusnya sedang bersamaku.
Aku memejamkan mata, tersenyum puas. Dan saat aku membuka mataku lagi, aku sudah tidak melihatnya. aku sudah kembali ke masa sekarang. tidak ada perubahan yang aku rasakan setelah aku mengubah waktu itu. atau mungkin belum. hanya saja aku masih mengingatnya, mengingat namanya. tapi aku tidak ingat saat-saat bersamanya. mungkin aku memang tidak pernah bersamanya setelah aku mengubah masa lalu itu. baguslah.

Dua minggu berlalu, aku sudah tidak mengingat kejadian itu. kehidupanku berjalan seperti biasa tanpa mengingtanya. Sore ini aku berniat untuk window shopping sendirian. aku suka jalan-jalan sendiri seperti ini. tidak ada pilihan lain,tidak ada orang yang bisa ku ajak atau aku minta temani. teman-temanku jauh, dan aku tahu mereka punya kesibukan masing-masing.
aku masuk kedalam lift lalu menekan tombol nomor tiga. hanya ada aku dan seorang laki-laki memakai jaket biru berdiri di sampingku. aku melihatnya sepintas lalu kemudian melihatnya lagi.dan.. dia juga melihatku. Dia... Dia! Kenapa dia?
bukankah seharusnya aku tidak akan pernah bertemu dengannya?

Sekarang aku tahu. Tak peduli seberapa mungkin, seberapa ingin seseorang berusaha kembali ke masa lalu berusah mengubah yang terjadi di masa itu. Jika memang sudah seharusnya terjadi.. tidak ada yang bisa mengubahnya. Begitu juga denganku.
Seberapa keras aku mengubah masa lalu. Jika memang sudah seharusnya aku bertemu dengannya, aku pasti akan bertemu dengannya. Seberapa keras aku menolak, aku .. memang sudah seharusnya bertemu dengannya. Aku ... memang sudah seharusnya menyukainya. Dan..pada akhirnya  aku.. memang sudah seharusnya dilupakan dan melupakannya. Semuanya .. sudah seharusnya.

 #Azegg #Naon

Monday, 6 January 2014

kamu kah?

pertanyaan anonim yang diajukan kepadaku di sala satu situs pertanyaan-pertanyaan bernama ask.fm sekitar tiga bulan lalu, mungkin oktober. Oktober. pada saat itu itu aku mulai semacam merindukanmu. nggak rindu-rindu amat sih. hanya saja.. rasanya seperti mimpi karena tiba-tiba kamu hilang. hilang dari duniaku. halahhh apaan sih geli gue -___-

pertanyaan itu.. kamu kah?
Entahlah. pertama kali orang yang terbayang saat aku baca pertanyaan itu... kamu. Aku tidak berharap kamu. hanya saja firasatku mengatakan itu kamu.
kamu kah?

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...