Singapore adalah negara kedua yang aku kunjungi setelah Indonesia. wkwk. #SerahLuSa
April 2016 ini banyak banget hal pertama yang aku lakukan seperti pertama kali naik pesawat, pertama kali lihat awan dekat banget, pertama kali naik MRT, pertama kali naik skytrain, pertama kali pake vending machine, pertama kali lihat banyak orang ngomong bahasa asing, pertama kali nggak bisa tidur waktu tahu besok mau ke Singapore, intinya itu adalah pertama kali aku ke luar negeri.
Senang? Banget.
Ada cita-cita dan khayalan aku yang jadi kenyataan: naik pesawat sama orang yang aku sayang.
Naik pesawat adalah cita-cita aku dari kecil dan bisa satu pesawat sama orang yang aku sayang adalah khayalan aku dari beberapa tahun yang lalu. It was like "If I have a boyfriend.." wondering.
Dan semuanya terwujud hari itu. Rasa syukur nggak berhenti aku ucap dari sejak awal aku tahu mimpi aku bakal jadi kenyataan.
Waktu tahu aku harus stay di sana selama kurang lebih 6 hari, meskipun nggak melarang, orang tua aku sepertinya khawatir banget. Terus aku bilang dengan santainya kalau aku bakal baik-baik aja ya pokoknya tenang ajalah.Santai aja.
((Santai aja))
((Santai aja))
Rasa khawatir mereka berkurang setelah akhirnya kak Aldi, pacar aku, mau nganterin aku. Arigatou!
Asalnya kak Aldi mau nemenin sampai aku selesai acara, tapi karena kak Aldi harus kerja jadi dia bakal pulang duluan. :(
Nah, kali ini aku mau berbagi tips pengalaman aku dari
mulai persiapan dan bagaimana cara bertahan hidup di sana. Sedekat
apapun jaraknya dengan Indonesia, Singapore tetap saja negara orang.
Punya kebiasaan dan aturan yang beda dari Indonesia. #catet
Karena kayaknya bakal panjang banget, kali ini aku bakal berbagi pegalaman aku sebelum berangkat.
#1. Paspor
Hal pertama dan paling utama yang harus disiapkan sebelum berangkat ke luar negeri. Tanpa buku kecil yang mirip buku nikah ini, kamu nggak akan bisa menginjak negara lain. Kecuali kalau kamu mau jadi turis ilegal(?)
Siapkan dokumen persyaratan untuk membuat paspor seperti Akte kelahiran, Kartu Keluarga, KTP, Materai. Apa lagi, ya? Kok aku lupa.
Ada 2 cara bikin paspor yaitu dengan jalur online atau jalur manual.
Kalau online,
kamu isi data di website-nya, habis itu nanti ditentuin tanggal kamu bisa datang ke kantor imigrasi pilihan kamu. Awas! jangan sampai kamu typo. Beda satu huruf dari nama yang ada di KTP bisa ribet urusannya. Sebelumnya kamu bakal disuruh pilih mau bikin paspor biasa apa paspor elektronik. Kalau kamu punya budget lebih sekitar 600k-an, mending bikin paspor elektrik deh.
Wait. Kok jadi elektrik? emangnya pulsa? -___- #skip
Jadi kalau kamu mau ke Jepang dan negara-negara yang harus pake visa, nggak perlu bikin visa lagi.
Kalau yang manual, siapin aja budget 400k. Nggak akan lebih dari segitu kok, masih ada kembaliannya. Hehe. Terus nanti ada pilihan lagi mau bikin paspor yang berapa halaman. Pilih yang halamannya paling banyak aja, 34 kalau nggak salah. Kalau yang cuma 24 halaman katanya itu buat mereka yang mau kerja di luar negeri. Dari yang aku baca-baca sih gitu.
Setelah isi data, tinggal lakukan pembayaran di Bank yang dituju. Habis itu kamu nanti dapat semacam kode buat konfirmasi di website. Print dokumen-dokumen yang perlu.
Satu hal kalau mau bikin paspor lewat jalur online, jangan mepet-mepet ke waktu kamu mau berangkat ya. Karena jarak kamu isi data ke tanggal kamu bisa dateng ke kantor imigrasi itu sekitar 1 bulan. Jadi misalnya kamu isi data hari ini, kemungkinan kamu dijadwalin datengnya tuh bulan depan. Gitu.
Sedangkan kalau jalur manual kamu ya isi datanya manual juga. Kamu bebas mau datang kapan aja. TAPI harus siap dengan antrian yang super panjang. Siang sedikit aja bisa-bisa cuma wasting time dan harus balik lagi besok saking panjang dan lamanya antrian.
Baik jalur online atau manual, saat datang ke kantor imigrasi, kamu harus bawa kopian persyaratan dan berkas asli (buat jaga-jaga) dan simpan dalam map terpisah.
Antrian jalur online dan manual juga dipisah. Tentu saja, jalur online antriannya lebih sedikit dan lebih cepat. Tinggal pilih. Aku saranin datangnya pagi-pagi banget deh biar nggak buang-buang waktu. Jangan pake baju warna putih ya karena kita bakal difoto buat paspor langsung.
Kalau kamu beruntung, petugasnya bakal bolehin kamu ulang fotonya kalau merasa kurang pas. Tapi kalau kebagian petugasnya yang jutek, ga peduli itu ekspresi kamu lagi beler atau gimana, udah ga akan diulang lagi. Jadi, pas difoto jangan lupa siapkan ekspresi terbaikmu. Hehe.
Setelah itu, sekitar 3 hari kerja kamu harus balik lagi buat ambil paspor kamu. #asik
2 hari kerja juga biasanya udah jadi, sih. Di sini kita antri lagi nih. Makanya datangnya pagi-pagi.
Dari pengalaman aku bikin paspor, hal-hal yang harus disiapkan dan diperhatikan adalah
> Siapkan uang.
Uang buat bayar paspor, ongkos ke kantor imigrasi, dan logistik buat kita sendiri. Hehe.
> Teliti isi data.
Kalau perlu baca ulang dan cek satu-satu ejaannya. Mulai dari nama, alamat, dan semuanya.
SEMUANYA!
> Siapkan berkas asli dan fotokopinya lengkap.
Untuk fotokopi KTP, siapin aja fotokopi bolak-balik dan fotokopi yang bagian depan sama belakangnya ada di muka kertas yang sama karena nggak ada keterangan jelas buat format fotokopi KTP.
Waktu aku sih, jadi dalam satu muka kertas itu bagian depan sama bagian belakang gitu jadi ga bolak-balik. Tapi karena aku cuma punya kopian yang bolak-balik, akhirnya si petugas minta 2 rangkap terus ditempel di satu kertas hvs gitu.
> Bawa map dari rumah.
Biar ga ribet aja sih pas di kantor imigrasi. Umumnya mapnya warna hijau. Tapi nanti juga kita bakal dikasih map gitu tapi bawa aja deh. #GimanaSih wkwk.
>
Bawa materai dan lem.
Ini juga biar nggak ribet pas di lokasi. Masalahnya waktu. Bawa lem juga ya, kamu mau nempel materai pake apa kalau nggak ada lem?
Bisa sih pake air
liur minum. Terserah deh.
>
Simpan paspor baik-baik.
Jangan ilang atau kamu nggak bisa pulang.
Gimana? Ribet-ribet simple kan?
Sebenarnya punya paspor itu bisa jadi motivasi loh. Meskipun misalnya kita belum ada rencana buat ke luar negeri misalnya, bikin aja dulu. Kalau udah punya paspor kamu pasti bakal mikir, "sayang nih kalau nggak dipake. Ke mana, ya?"
Akhirnya? Kamu jadi semangat kerja dan berusaha buat bisa gunain paspor itu. Iya kan?
Terus nanti kalau udah ke luar negeri, motivasinya bakal beda lagi waktu lihat paspor.
"Wah, masih banyak halaman yang belum dicap, nih. Kemana lagi, ya?" :D
Hayo, mau ke manaaa?