Pernah dengar
kalimat seperti ini, belum ? "teknologi menjauhkan yang dekat
dan mendekatkan yang jauh"
Kalau ga salah
istilah itu ada di iklan televisi. Iklan sebuah produk tehh yang intinya
(menurutku) beli lah produk tersebut! Hehe. Ya apalagi coba? Kali ini aku nggak akan membahas iklan. Hanya
saja, menurutku banyak pesan yang juga tersirat dalam cerita itu. Disadari atau
tidak memang seperti itulah (sebagian) kenyataan hidup zaman sekarang. Ya
hidupnya tuh nggak jauh-jauh dari gadget (re: smartphone (SP) ,handphone (HP)
,tablet (TAB) ,dan laptop).
Aku masih ingat,
waktu SD apa SMP gitu, ada pelajaran IPS tentang kebutuhan manusia yang terbagi
menjadi tiga :
1. Primer
Adalah kebutuhan
pokok yang pasti dibutuhkan setiap manusia : sandang, pangan, papan.
2. Sekunder
Kebutuhan yang
berguna untuk melengkapi kebutuhan primer seperti televisi, telepon, misalnya.
3. Tersier
Pokoknya barang
yang mewah seperti kendaraan, dan handphone.
Guruku pernah
bilang "tidak menutup kemungkinan suatu hari, entah beberapa tahun lagi
mungkin barang yang termasuk kebutuhan sekunder, akan berubah menjadi kebutuhan
primer."
'Beberapa tahun
kemudian' yang beliau katakan waktu itu ternyata terjadi. Handphone yg dulu
masih menjadi kebutuhan tersier, berubah menjadi kebutuhan primer. See?
Apalagi sekarang
teknologi semakin canggih. Aku nggak akan membandingkan masa kecilku dengan
masa kecil anak sekarang karena sudah jelas-jelas berbeda. Bukan berarti aku
iri sama anak kecil zaman sekarang, hanya saja aku pikir memang tidak akan ada
yang sama. Bisa saja kecanggihan yang sudah disentuh oleh anak kecil zaman
sekarang akan menjadi sebuah ke-kuno-an ketika mereka sudah dewasa. Ya sama aja
kaya kita sekarang yang anggap telepon umum atau wartel itu zadul (bacanya
jadul) (zaman dulu). Ya kurang lebih seperti itu.
Cuma aku belum bisa
membayangkan benda apa yang akan membuat tablet, smartphone, dan gadget canggih
berubah menjadi barang zadul.
Smartphone. yg
pertama kali terbesit saat mendengar benda itu adalah : bbm, whatsap, line, dan
apalah itu. Aplikasi-aplikasi yang hanya bisa diakses menggunakan SP.
Waktu itu (re:
sebelum aku punya sp) teman-temanku sudah jauh lebih dulu menyentuh berbagai
macam aplikasi itu. Sebut saja salah satunya whatsap. Yang aku dengar dari
orang-orang, whatsap itu kaya bbm lagi. Itu saja. Aku tidak tahu bentuk dan
rupanya seperti apa. "Kaya bbm lagi" bbm aja aku nggak tau da belum
punya bb-nya. At least aku tahu, aplikasi itu bisa kirim gambar, voice atau
tulisan. Intinya lebih dari sekedar SMS.
Banyak teman yang
pakai whatsap. Dan aku (re: siapapun yg gapunya sp) nggak ngerti itu karena
kita nggak punya. Sering banget obrolan jadi nggak nyambung karena tibatiba
mereka bilang "ih iya di whatsap kan dia bla bla bla" atau
"kocak banget deh whatsapan sama sii ABCDEF" , "yaudah nanti aku
WA ya" DLL -
Menedngar omongan
seperti itu jujur saja membuat kita merasa 'tersisihkan'. Jadi kaya kita lagi
asik ikut pembicaraan, tibatiba sebagian orang membicarakan hal yang hanya
dimengerti oleh mereka yang menggunakan whatsap atau bbm dll. Jadi aku (kita)
juga bingung mau nyambung kaya gimana dan akhirnya memilih untuk jadi silent
reader. Miris? Iya.
Aku pernah bilang
ke temanku (kita samasama gapunya sp dan aplikasi chat) kalau antara kita
dengan mereka yang punya aplikasi chat itu kaya dibatasi oleh sebuah dinding
yang tak terlihat. Kita sama mereka itu kaya ada di beda dunia. Banyak hal yang
kita nggak tahu cuma karena HP kita nggak punya aplikasi itu. Sekarang, banyak teman yang beralasan ga
bales sms karena gapunya pulsa soalnya dipaket buat segala macem. Tau ga sih,
kadang alasan itu menyebalkan bagi kita pengguna handphone biasa. Belum lagi
kalau sudah menyangkut jarkoman. Sering banget terjadi kesalahpahaman garagara
itu. Misal, A sudah broadcast ke seluruh kontak bbm (mungkin) dengan harapan yg
lain akan menyebarkan infonya pada teman yang gapunya bb. Ya Mending kalau
akhirnya jarkoman nyampe semua. Kalau nggak? Mau nyalahin ke temen yang ga
punya SP? "Ya elu sih gaada bb, jadi susah" mau bilang gitu?
Lalu apa? Smartphone,
aplikasi chat itu sekarang sudah menjadi kebutuhan primer? Barang wajib yang
semua orang harus punya?
Cepat atau lambat
sepertinya memang akan begitu. Ini menyeramkan. Aku sendiri punya SP ketika
awal september 2013. Tergolong baru sih.hehe. Aku mengumpulkan uang hasil
kerjaku, dan akhirnya aku bisa membeli blackberry. Sekarang mungkin blackberry
itu bukan barang mewah lagi. Apalagi android dan OS lain sudah bisa menyediakan
fitur bbm meski hp-nya bukan bb. Canggih emang.
Design hp sekarang juga kebanyakan touchscreen. Aku nggak begitu
tertarik dengan touchscreen. Awal punya sp rasanya senang. Akhirnya aku bisa
menyentuh 'dunia' yang tidak bisa kusentuh sebelum aku punya handphone canggih
ini. Akhirnya aku bisa tahu rasanya punya line, 4sq, atau kakaotalk. Akhirnya
aku bisa merasakan nge-twit via blackberry. Lol.
Ya, tapi aku juga
hati-hati. Kadang SP membuat kita sadar atau tidak menjadi otomatis show up
dengan update status atau foto. Membuat orang-orang tidak perlu lagi bertanya
keadaan kita karena kita akan dengan sendirinya memberitahu hal itu. Jadi,
gunakanlah sp sewajarnya. Karena aku tahu rasanya. Kalau bisa, jangan terlalu membuat
'dunia' sp sendiri. Kau tahu? Rasanya tersisihkan ketika mulai membicarakan
hal-hal yang hanya diketahui pengguna sp sedangkan kita tidak tahu apa-apa? Rasanya seperti dianggap tak ada. Jadi, menyesuaikanlah! You use
smartphone , so please, be smart!
No comments:
Post a Comment