Monday, 19 June 2023

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha.

Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali mengungkapkan perasaannya secara harfiah. Kalau zaman sekarang istilahnya literally. Mungkin kalau dia masih ingat.. dia akan menertawakannya. Aku pun. 😂

Suatu hari sepulang sekolah, seperti biasa aku mengeluarkan buku-buku yang ada di tas untuk diganti dengan buku pelajaran yang akan dibawa besok. 

'Srek'
Sebuah amplop berwarna merah dan putih muncul di antara buku-buku yang dikeluarkan. Aku membuka amplop itu dan membaca suratnya. Ini... surat cinta? Ya, dia menyatakan perasaannya lewat tulisannya. 

Aku gemetar memegang surat itu. Membacanya berulang kali lalu cepat-cepat memasukannya kembali ke tasku. Pikiranku campur aduk dan berdebar-debar.
"Bagaimana ini? Aku harus apa?"
Sebenarnya aku lebih ke takut. Takut dimarahi orang tuaku. wkwkwk. Entahlah, padahal orang tuaku nggak pernah bahas dan larang apapun soal suka-sukaan. Tapi aku tetap takut. Apalagi.. aku masih... SD.

Keesokan paginya, ketika tidak ada orang di kelas, aku diam-diam merobek surat itu menjadi kecil-kecil dan membuangnya ke tempat sampah. Maaf, bukan karena aku membencinya, sudahku bilang aku takut. 😂 Lalu aku menjalani hari seperti biasa. Aku melihatnya dan temannya senyum-senyum menggodanya sambil melihatku. Aku tetap diam seakan surat itu tidak pernah ada. 

Saat sedang asik main ayunan, temannya menghampiriku. Dia juga ada, sih, tapi berdiri agak jauh.
"Sa, udah baca belum?"
"Apa?"
"Aaah.. Pura-pura nggak tahu.. Surat itu loh.."
"He?" Kayaknya kalau lagi keadaan gini aku emang jadi auto bodoh, ya.
'Hah he hoh' mulu. wkwk.
"Jadi gimana jawabannya? Diterima nggak? Terima dong~" Kata temannya lagi. 

Ah! Sayang ingatanku hanya sampai sini. Aku lupa bagaimana setelah itu. Apakah aku lanjut main ayunan atau kabur atau langsung menolaknya? Aku juga lupa bagaimana aku menolaknya. Setelah itu aku masih tetap berteman seperti biasa. Waktu perpisahan, dia juga sempat memberikanku sebuah file (binder) yang lucu. Dia memberikan itu untuk kenang-kenangan, katanya. Arigato ne. 

Tahun berganti dan kebetulan aku satu sekolah lagi sama dia. Kita berteman seperti biasa sampai suatu hari dia menanyakan alasan aku menolaknya. Mungkin penasaran, ya?

"Aku nggak mau pacaran sampai umur aku 20 tahun." 

Ya, kalian boleh tertawa tapi itu alasanku. Setidaknya itu prinsipku, waktu SD. Hahahaha. Jadi meskipun aku suka seseorang, aku tetap tidak akan pacaran sampai umurku 20 tahun. Begitu. Aku nggak tahu kenapa harus 20 tahun? Karena aku masih kecil kali, ya? Entahlah. 

Tahun berganti lagi dan.. boom! Aku punya pacar! 😂 
Mungkin ini definisi makan omongan sendiri, ya. Malu juga sih, ternyata aku nggak bisa pegang omongan aku. Sampai waktu itu dia bilang, "Katanya nggak mau pacaran sampai 20 tahuuunn.." sambil tertawa.
Haish..  

Kalau memang nggak suka, tinggal bilang aja sih, Sa? Nggak usah so so-an pakai alasan mau pacaran kalau sudah umur 20 tahun. Mungkin itu yang ada di pikiran kalian setelah membaca cerita ini. Tapi percayalah, aku benar-benar niatnya mau begitu, tadinya. HEHE. ✌

Sunday, 18 June 2023

Mari Bertemu

Mari bertemu dengan diriku 16 tahun lalu.
Dia baru beranjak remaja, masih belum tahu banyak hal. Belum sadar kalau cukup banyak yang menyukainya. Beberapa ada yang mengungkapkan, ada juga yang menyukainya dalam diam. 
Hal itu tidak membuatnya merasa cantik, superior, atau punya banyak 'fans'. Malah seringnya dia jadi takut. Tapi.. terima kasih sudah menjadi bagian dari ceritanya. 

Mereka mengungkapkan perasaannya dengan cara yang berbeda. Ada yang lewat surat, temannya, SMS, atau sekedar memberikan hadiah.  

Friday, 16 June 2023

Tidak Akan Kenal

"Ketika kamu menyukai orang lain, kamu tidak akan kenal dirimu yang sebelumnya."  

Kata-kata itu pernah aku baca di subtitle film yang aku lupa film apa. Hehe. Kalau aku ingat, aku akan edit dan memberikan credit-nya, ok! 

Aku rasa kata-kata itu benar dalam konteks apapun. First love, first sight, move on, bahkan jika kita sudah punya pasangan sekalipun. Semuanya akan berubah saat kita mulai menyukai seseorang. 
Iya, kan? 

Setiap hari tersenyum karena bertemu atau sekedar mengingatnya. Hal biasa menjadi istimewa. Hati berdebar-debar, selalu ingin di dekatnya, dan semua terasa lebih indah.
Sebelumnya kamu tidak begitu, kan?
Jadi, sudah berapa kali kamu tidak mengenal dirimu yang sebelumnya?

Aku pernah bilang, aku menyesal tidak menulis banyak karena ternyata hal yang tidak ditulis akan terlupakan lebih cepat. Banyak hal yang aku hanya ingat kalau diingatkan atau ya kalau aku coba mengingatnya sambil bergumam, "That was.. me?" gitu. 

Kalau kalian stalker pembaca setia tulisanku dari 10 tahun lalu, pasti tahu bagaimana aku menjadi 'aku yang lain'. Kagum sama ini, suka sama itu, berharap sama ini, nge-halu sama itu. Sampai akhirnya menikah. Lalu melupakan blog ini cukup lama. Gomenasai ne.. 

Aku sengaja tidak menghapus tulisan-tulisan lama untuk aku baca-baca lagi kalau aku lagi ingin bertemu aku yang polos itu. Beberapa aku draft karena memang sudah waktunya. Hehe.
Kalau dibaca saat ini jadi cukup menghibur, loh.
Padahal dulu nulisnya galau setengah mampus. wkwk.
Kasihan :(

Ya, aku masih ingat beberapa moment itu karena aku menulisnya. Setidaknya, aku jadi punya cerita sedih sekaligus komedi (bagiku). 
Nggak tahu kalau bagi kalian pembaca setia blog ini gimana?
Komen di bawah, yaa! 

Aku masih kaku, nih.. ngetik-ngetik gini. 
Ngetik, baca, hapus lagi. Ngetik, baca, hapus lagi. Ngetik, baca, suami minta buatin kopi. Ngetik, baca, anak manggil. wkwk. #SiEtaCurhat
Sudah beda, memang.

Tapi ya, menurut ke-sotoy-anku, sebenarnya kita tidak sepenuhnya berubah. Kita ya tetap kita, yang berubah itu hanya fokusnya. Apalagi kalau ada 'seseorang' yang mengalihkan. Entah karena dia tiba-tiba datang seperti Maudy Ayunda atau karena kita memilihnya. 

Sebenarnya bukan masalah kalau masih suka-sukaan, mencari jodoh(?), atau mau move on gitu. Malah sepertinya memang harus menjadi kita 'yang lain' untuk bisa lupa menerima dan tetap melangkah.

To be noted, akan jadi masalah jika kamu sudah punya pasangan lalu menyukai orang lain. Karena sekali kamu suka orang lain, kamu ga akan kenal sama kamu yang sebelumnya. You know what I mean? 
Kamu menjadi orang baru yang mungkin akan lupa kalau kamu sudah menyayangi seseorang. Itu.. menyeramkan.
Mungkin aku akan bahas itu di tulisan yang lain, kapan-kapan? Jaa!

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...