Halo !
Mungkin untuk anak-anak yang baru lulus SMA bulan-bulan
ini adalah bulan yang sangat mendebarkan. Kaya antara hidup dan mati gitu nggak, sih? Aku
yakin sebagian dari mereka menganggap kalau SNMPTN adalah segalanya.
Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri 2015 sudah diumumkan. Masih ingat bagaimana mendebarkannya mengetik nama
dan tanggal lahir kita untuk kemudian membaca hasil seleksi. Lalu setelah
hasilnya muncul di layar berbagai reaksi dari peserta bermunculan, tergantung
hasilnya. Ada beberapa reaksi diantaranya :
- Diterima di PTN dan jurusan yang diinginkan
Biasanya
menjadi pilihan pertama. Aku tidak tahu bagaimana rasanya mengetahui kita lulus
dan diterima di PTN yang kita inginkan, juga jurusan yang kita minati. Tapi
membayangkannya saja rasanya pasti senang sekali. Apalagi orang tua kita yang pasti
berharap kita diterima. Ntap banget! Rasa senang, bersyukur, bangga menjadi
satu. Apa rasanya, ya
- Diterima di PTN dan jurusan yang tidak begitu diinginkan
Kenapa aku
sebut tidak begitu diinginkan? Karena kita diterima di PTN dan jurusan pilihan
kedua. Seperti kita ketahui, pada saat memilih jurusan kita dibolehkan memilih
dua (formulir IPA/IPS) atau tiga (formulir IPC) pilihan universitas dan
jurusannya. Kasarnya seperti cadangan kalau nggak lulus di pilihan pertama.
Kalau pilihan
kedua masih sesuai minat kita ya tidak akan menjadi masalah. Rasanya mungkin
hampir sama seperti diterima di PTN dan jurusan yang kita inginkan.
Tapi kalau ternyata
kita diterima di pilihan kedua/ketiga dan pilihan itu adalah PTN dan jurusan
yang tidak kita inginkan, jadi ya asal aja masukin pilihan kedua yang penting
PTN. Eh, ternyata diterima. Mungkin rasanya antara senang dan galau. Senang
karena lulus SNMPTN, galau karena PTN/jurusannya sama sekali bukan yang kita
inginkan
(cuma iseng
milih daripada kosong pilihannya, eh masuk. Gitu).
- Tidak lulus SNMPTN
Bagi mereka yang sangat
berambisi dengan PTN, hal ini adalah mimpi buruk yang sulit untuk diterima.
Merasa dunia ini nggak adil lah apa segala macam. Kecewa pasti ada tapi jangan
sampai berlebihan. Aku sendiri pernah mengalami gagal SNMPTN dua kali.
Ada tiga tipe anak baru lulus SMA,
yang pertama adalah anak yang “keras”
dalam artian “gue mau kuliah di PTN A jurusan A (titik).” Kebanyakan dari
mereka belum memiliki mental yang kuat jika tidak diterima di pilihannya. Tapi
ada juga yang sudah membuat plan B jika tidak diterima. Plan B bagi anak-anak
tipe ini adalah ikut SNMPTN tahun depan.
Kedua
adalah mereka yang benar-benar ingin kuliah HANYA di jurusan yang mereka
inginkan. Aku salut sama anak yang seperti ini karena mereka memiliki prinsip
yang kuat dan tidak terpengaruh oleh faktor luar. Tipe ini adalah anak yang sudah mengetahui
benar passion mereka, dan mereka tidak melihat PTN atau PTS.
Ketiga
adalah tipe anak yang tidak peduli di mana/ jurusan apa yang penting PTN.
Memang, untuk anak SMA yang baru lulus, pikirannya kebanyakan masih sempit.
Masih banyak banget yang menganggap PTN adalah segalanya. Kalau nggak kuliah di
PTN tuh bikin malu. Kasarnya kaya gitu. Lebih jadi ajang gengsi-gengsian yang
sama sekali nggak ada untungnya kalau nanti kita sudah menjalani perkuliahan.
Ya ingat aja waktu dari SMP ke SMA, SMA favorit tuh
kaya segalanya, kan? Lalu melihat SMA-SMA lain biasa aja. Kurang lebih kaya
gitu.
Aku ucapkan selamat buat degem degem (read: dede
gemes)wkwk yang lulus di PTN.
Dan untuk degem2 yang belum diterima, jangan kecil
hati. Sedih dan kecewa pasti ada, tapi jangan anggap ini kaya the end of the
world. Banyak jalan menuju mimpi kita. Lagian, jalur masuk PTN itu nggak Cuma SNMPTN.
Beberapa universitas juga mengadakan ujian mandiri, kan? Memang, sih, biayanya
agak mahal bahkan dua kali lipat dari yang lulus SNMPTN. Tapi kalau itu mimpi
kalian, kenappa nggak kalian kejar? #hazeg. Karena dunia ini nggak hanya
tentang kuliah, PTN, dan lain-lain. By the time kalian bakal ngerti kok. Bahkan
bakal bersyukur karena nanti kita akan melihat dunia yang kita belum pernah
tahu.
So, tetap semangat! :)
No comments:
Post a Comment