Saturday, 30 May 2015

Just.. Read!?

Siapa yang pernah galau karena huruf R atau D yang ada di bbm? Hayoo ngaku...
Hehe. Yap, kali ini aku mau bahas sedikit tentang Read me-read di dunia per-chatting-an. 
dulu, waktu awal-awal ada bbm, kakak sepulu aku pernah bilang, "kalau di bbm kita bisa tahu pesan kita sudah dibaca atau belum. Nih, kalau belum dibaca tapi sudah terkirim tandanya D, delivered. Kalau sudah dibaca nanti D ini berubah jadi R, read. Jadi kalau misalnya kita bbm dia terus udah R tapi nggak dibalas, habis itu dia bilang 'maaf baru kebaca' itu ketahuan bohongnya."
"Wah, canggih banget." Gumamku waktu itu.
semakin ke sini ternyata kecanggihan itu nggak cuma ada di bbm, tapi di aplikasi chatting lain pun ada seperti line, whatsap, katalk, ah banyak deh.
Nah, yang sering menjadi masalah adalah ketika dua orang chat dan salah satu diantara mereka cuma 'read' aja. nggak sedikit orang yang secara sadar atau tidak ngedumel kaya "anjrit, di read doang." Atau "kok di read doang, sih jahat banget."
Pernah, nggak, kaya gitu? 

Mungkin kita -aku- pernah di posisi orang yang cuma ng-read' itu. Dan aku juga pernah berada di posisi yang cuma di read. 
Sebenarnya tergantung konteks chatting-nya juga, sih. Kalau sekiranya nggak ada bahasan lagi ya nggak jadi masalah, kan? 
Tapi emang kadang R itu bikin sakit hati, ya. Khususnya buat orang yang mengharap balasan. Sampai nungguin, berapa menit sekali cek hp apa ada balasan atau nggak, tetap aja masih R.
Sabar, ya. 
hal yang bisa kita lakukan kalau sedang ada diposisi orang yang di read doang adalah.. Sabar. Hehe. Tapi kalau kita chat yang isinya butuh balasan dan cuma di read aja, ya. Itu, sih yang paling nyesek. Sampai lamaa (dalam jangka waktu yang nggak wajar) baru balas mending dibalas. Kalau nggak?
pelajaran yang bisa diambil dari read me-read ini adalah ikhlas. Kita nggak bisa menuntut seseorang untuk membalas chat kita. Meskipun kita secara nggak sadar udah otomatis mengharapkan balasan. Itu wajar.  Ohya, Mengharap sama menuntut itu beda, loh. Jujur aja aku pernah mengharap dibalas, menunggu dibalas, tapi aku nggak mau menuntut atau maksa dia buat balas. Karena menurut aku kalau dia memang ingin balas, dia pasti balas. Kalau nggak, ya berarti dia nggak mau. Itu aja, sih,sebenarnya.
Mungkin kalian pernah bertanya-tanya kaya, "kenapa ya, kok cuma di read aja?" Atau "kok belum balas, ya." Bertanya dalam hati. Menebak-nebak sendiri tanpa tahu jawaban pasti. Hazeg. 
Pernah baca tweet-nya Raditya Dika?  "zaman sekarang tuh mustahil banget kalau orang nggak megang hp dalam 3 jam. Jadi kalau kamu nggak dibales juga ya itu sih sengaja diabaikan."  
Tahu, nggak? that is so damn true banget. Kecuali kalau orangnya lagi ikut acara apa yang nggak boleh bawa hp itu beda lagi ceritanya. Tapi kalau kaya kita, kiita? Hehe. Yang kegiatannya bisa ditemani hp, pastilah ada aja waktu buat lihat hp.
lagi, ini masalah pilihan. Kalau chat kamu cuma di read aja dan nggak dibalas, berarti dia memang memilih untuk tidak membalas dan sebagai manusia kita harus tetap bersyukur seperti  "masih mending di read daripada di end chat, jadi D doang." yah.. Hehe. Sedih, ya :'(
tapi yang paling jelas, sih kalau kejadiannya seperti itu adalah... Dia nggak tertarik buat chat sama kamu. Kenyataannya begitu, sob. Mau gimana lagi?
bukan, bukan aku mengajarkan untuk menjadikan sesuatu yang mungkin sepele menjadi masalah. Hanya saja .... 
Bagaimanapun kita harus tetap berusaha berpikir positif kaya "mungkin dia sibuk." Walaupun sesibuk-sibuknya orang, pasti ada waktu untuk lihat hp atau memberi kabar, ya. Kembali aja itu pilihan sih. "Mungkin dia lupa" (tapi kalau sudah ingat, bisa kan balas?)"mungkin ketiduran" (kalau sudah bangun, bisa balas kan?) "mungkin lagi fokus." "Mungkin bla bla bla" pikiran positif kaya gitu yang aku rasa itu lebih ke menghibur diri, sih. Iya.
Karena semua orang tau sibuk itu masalah prioritas. Masalahnya adalah mau atau nggak menyempatkan waktu untuk memberi kabar atau sekedar membalas chat. Itu aja.
Jadi, apapun yg terjadi kita harus siap mental. Expecting itu pasti ada. Tapi kalau kenyataannya kaya gitu? Kita bisa apa? Jangan pernah maksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang dia sendiri nggak lakukan , dalam hal ini membalas chat. 
Karena ini bukan zaman sms di mana kalau ngirim pesan diakhiri tulisan'bls' . Haha. Hayoo siapa yang pernah sms-an diakhiri tulisan 'bls' ? It's normal. Tujuannya apa? Biar dibalas, kan? 
Tapi kalau chat saman sekarang mungkin udah jarang orang yang menyisipkan 'bls' itu. Karena kita sudah bisa tahu pesan kita sudah dibaca atau belum. Tinggal gimana mereka yang mau balas atau tidak, tinggal gimana mereka mau balas chat kita seperti apa.
Ohya, satu lagi. Respon. Ada orang yang dia nggak read aja tapi balas, tapi balasnya 'terkesan' yaudah. Gitu. Gimana sih.. Kadang nggak enak, ya, rasanya ketika kita excited gimana, tapi responnya biasa aja. Atau mungkin 'respon biasa aja' itu cuma pikiran atau perasaan kita aja? Bisa jadi, sih. Aku sendiri pernah di chat sama orang, dan aku balas ya seadanya kaya
X : lagi ngapain?
Aku : kerja
X : apa kabar? 
Aku : baik, alhamdulillah
X : jutek banget jawabnya yaudah deh maaf ganggu
#LAH .. perasaan aku biasa aja sih jawabnya tapi malah dibilang jutek (?) 
Pas aku baca ulang, oh iya aku jawab seadanya banget.. Tapi ya aku biasa aja sih. Orang yg bacanya mungkin menangkapnya beda. Tapi ya memang aku juga nggak begitu tertarik buat chat panjang-panjang sama dia.
Sama aja sih intinya kalau orang respon chat kamu singkat, atau bahkan nggak nanya balik, atau sekedar apalah, dapat disimpulkan kalau dia nggak tertarik chat sama kamu. Udah jangan maksa. Mau kamu paksa buat biar dia balas chat, atau apa, kalau dianya nggak mau ya nggak akan.
Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah menunggu. Menunggu dibalas. 
Sakit, ya, tapi kenyataannya seperti itu. Habis apa lagi? Kalau chat kamu nggak kunjung dibalas padahal sebenarnya dia bisa balas.. Apalagi kalau bukan karena nggak minat chatting? If there is another better reason, please let me know

Monday, 25 May 2015

Raisa Live in Concert

Ingat atau pernah baca postinganku tentang Konser Gajah Tulus?
Jujur waktu itu aku sempat salah fokus dan malah berkhayal ada seseorang berdiri disamping aku dan kita menikmati konser bareng. Nggak kaya sekarang (waktu itu) yang aku berdiri sendiri gitu aja (secara om sama tante aku berdua, kan)
Aku sempat berpikir mungkin nggak, ya , suatu hari aku bisa nonton konser sama orang yang aku sayang dan sayang sama aku kaya om sama tante aku gitu. dan aku sama sekali nggak kebayang siapa orang yang aku maksud itu karena waktu itu aku masih 'sendiri' (baca: jomblotigataungitu. hehe). dan emang lagi nggak dekat sama siapa-siapa juga.

Khayalan atau mungkin lebih tepatnya gumaman aku waktu itu sekarang jadi kenyataan. Alhamdulillah... Aku benar-benar nggak nyangka malam itu aku nonton live concert bersama orang yang aku sayang dan sayang sama aku. #ehem

Kaya mimpi.
 Apa yang dulu aku bayangkan jadi kenyataan tanpa aku pernah sangka hal itu bakal jadi nyata.

Terima kasih sudah membuatnya jadi kenyataan, membuatku senang, membuatku jadi Raisa (?) #Ngarep :)

Sunday, 17 May 2015

Just Wondering

It's not that I mean, prohibit you with whom you want to make friends.. I never think about that even one second in my life!
It's not that I want, feeling this kind of feeling.
I'm trying. Trying to understand. Trying to being you. Wondering how if I were you.
I know there are many things in her that you can't find in me.
That's actually no matter with anything that you told me, that you want to ..
I trust you.
I just wondering ..














Wednesday, 13 May 2015

SNMPTN



Halo !
Mungkin untuk anak-anak yang baru lulus SMA bulan-bulan ini adalah bulan yang sangat mendebarkan.  Kaya antara hidup dan mati gitu nggak, sih? Aku yakin sebagian dari mereka menganggap kalau SNMPTN adalah segalanya.
Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2015 sudah diumumkan. Masih ingat bagaimana mendebarkannya mengetik nama dan tanggal lahir kita untuk kemudian membaca hasil seleksi. Lalu setelah hasilnya muncul di layar berbagai reaksi dari peserta bermunculan, tergantung hasilnya. Ada beberapa reaksi diantaranya :

  •  Diterima di PTN dan jurusan yang diinginkan

Biasanya menjadi pilihan pertama. Aku tidak tahu bagaimana rasanya mengetahui kita lulus dan diterima di PTN yang kita inginkan, juga jurusan yang kita minati. Tapi membayangkannya saja rasanya pasti senang sekali. Apalagi orang tua kita yang pasti berharap kita diterima. Ntap banget! Rasa senang, bersyukur, bangga menjadi satu.  Apa rasanya, ya


  • Diterima di PTN dan jurusan yang tidak begitu diinginkan

Kenapa aku sebut tidak begitu diinginkan? Karena kita diterima di PTN dan jurusan pilihan kedua. Seperti kita ketahui, pada saat memilih jurusan kita dibolehkan memilih dua (formulir IPA/IPS) atau tiga (formulir IPC) pilihan universitas dan jurusannya. Kasarnya seperti cadangan kalau nggak lulus di pilihan pertama.
Kalau pilihan kedua masih sesuai minat kita ya tidak akan menjadi masalah. Rasanya mungkin hampir sama seperti diterima di PTN dan jurusan yang kita inginkan.
Tapi kalau ternyata kita diterima di pilihan kedua/ketiga dan pilihan itu adalah PTN dan jurusan yang tidak kita inginkan, jadi ya asal aja masukin pilihan kedua yang penting PTN. Eh, ternyata diterima. Mungkin rasanya antara senang dan galau. Senang karena lulus SNMPTN, galau karena PTN/jurusannya sama sekali bukan yang kita inginkan
(cuma iseng milih daripada kosong pilihannya, eh masuk. Gitu).


  • Tidak lulus SNMPTN

Bagi mereka yang sangat berambisi dengan PTN, hal ini adalah mimpi buruk yang sulit untuk diterima. Merasa dunia ini nggak adil lah apa segala macam. Kecewa pasti ada tapi jangan sampai berlebihan. Aku sendiri pernah mengalami gagal SNMPTN dua kali.

Ada tiga tipe anak baru lulus SMA, yang pertama adalah anak yang “keras” dalam artian “gue mau kuliah di PTN A jurusan A (titik).” Kebanyakan dari mereka belum memiliki mental yang kuat jika tidak diterima di pilihannya. Tapi ada juga yang sudah membuat plan B jika tidak diterima. Plan B bagi anak-anak tipe ini adalah ikut SNMPTN tahun depan.
Kedua adalah mereka yang benar-benar ingin kuliah HANYA di jurusan yang mereka inginkan. Aku salut sama anak yang seperti ini karena mereka memiliki prinsip yang kuat dan tidak terpengaruh oleh faktor luar.  Tipe ini adalah anak yang sudah mengetahui benar passion mereka, dan mereka tidak melihat PTN atau PTS.
Ketiga adalah tipe anak yang tidak peduli di mana/ jurusan apa yang penting PTN. Memang, untuk anak SMA yang baru lulus, pikirannya kebanyakan masih sempit. Masih banyak banget yang menganggap PTN adalah segalanya. Kalau nggak kuliah di PTN tuh bikin malu. Kasarnya kaya gitu. Lebih jadi ajang gengsi-gengsian yang sama sekali nggak ada untungnya kalau nanti kita sudah menjalani perkuliahan.
Ya ingat aja waktu dari SMP ke SMA, SMA favorit tuh kaya segalanya, kan? Lalu melihat SMA-SMA lain biasa aja. Kurang lebih kaya gitu.

Aku ucapkan selamat buat degem degem (read: dede gemes)wkwk yang lulus di PTN.
Dan untuk degem2 yang belum diterima, jangan kecil hati. Sedih dan kecewa pasti ada, tapi jangan anggap ini kaya the end of the world. Banyak jalan menuju mimpi kita. Lagian, jalur masuk PTN itu nggak Cuma SNMPTN. Beberapa universitas juga mengadakan ujian mandiri, kan? Memang, sih, biayanya agak mahal bahkan dua kali lipat dari yang lulus SNMPTN. Tapi kalau itu mimpi kalian, kenappa nggak kalian kejar? #hazeg. Karena dunia ini nggak hanya tentang kuliah, PTN, dan lain-lain. By the time kalian bakal ngerti kok. Bahkan bakal bersyukur karena nanti kita akan melihat dunia yang kita belum pernah tahu.
So, tetap semangat! :)

Monday, 4 May 2015

Let May be ...

Welcome, May !
Agak telat beberapa hari, nih, bikin opening untuk bulan Mei. Hmm, apayaaa..
Karena ini bulan Mei, me bisa berubah jadi May !
Hehehe . ngarang abiss.
Jadi, lagu yang pas buat bulan Mei ini aku rasa lagunya Raisa - Let me be (I do)
Kenapa ?
Karena ...
Nyambung ajaa yaa. hehe .
Let me be the one.
Let May be the happiest one..

Dua Puluh Tahun

Tenang, kali ini kita tidak akan bertemu aku 20 tahun lalu. Haha. Dua puluh tahun adalah alasanku 'menolak' orang yang pertama kali ...