[Backsound
: Maudy Ayunda – Cinta Datang Terlambat ]
Tak ku mengerti mengapa
begini .. waktu dulu ku tak pernah merindu ~
Bioskop
mulai terang, tanda film sudah berakhir. Dan itu berarti gue semakin bisa
melihat dengan jelas pemandangan couples yang masih betah duduk nonton credit
filmnya. Gue nggak habis pikir apa sih asiknya nonton credit film? Apa mereka
nggak lihat pegawai bioskop yang daritadi berdiri di dekat pintu EXIT yang
secara nggak langsung berharap kita segera keluar karena bioskopnya mau
diberesin buat film selanjutnya?
Entahlah,
yang jelas nggak sampai satu menit setelah tulisan THE END muncul, gue langsung
pergi keluar. What else? Pulang pulang pulaaang.
[Backsound
: JKT48 – Yuuhi wo Miteiruka ]
Seperti apa hari ini yang
telah dilewati, pasti terpikir saat di jalan pulang.
Yap!
Seperti apa hari ini? lebih tepatnya, seperti apa malam ini yang telah
dilewati?
Jawab
: sepertinya gue envy sama couples yang masih betah nonton credit film tadi.
-_-\\
Gue
jadi mengkhayal suatu saat bakal ke bioskop sama seseorang berdua aja, dengan
status yang agak so sweet gitu. wakakak. Kaya couples yang sering gue lihat. Atau
.. kaya di film-film romantis yang ada di drama-drama gitu. Nggak ada wajah
siapapun yang terlintas di benak gue.
Beberapa
hari kemudian gue lupa dan nggak mikirin kejadian di bioskop kemarin-kemarin.
Kehidupan gue kembali berjalan normal. So far sooo good …
Sampai
suatu hari lamunan asal-asalan gue tentang nonton film di bioskop menjadi
kenyataan. Teman gue, sebut saja X, ngajak gue nonton film Insidious 2. Tamat.
Hehehe
Jadi
ceritanya berawal dari …. mana ya?
Nggak
kaya ceritanya Niki sama Nata (tokoh utama di Refrain) yang berteman sejak
kecil dan sama-sama terus dari kecil sampai sekolah. Gue sama dia berteman
sejak kapan ya?
Pokoknya gue baru kenal dia waktu gue
SMA. Kita nggak pernah satu kelas
APALAGI satu sekolah. Bahkan
ngobrol juga –hampir- nggak pernah. Paling chatting di socmed. Itu pun JARANG. Banget.
Jangan
tanya kenapa kita akhirnya bisa saling kenal karena gue juga lupa. *peace sign*
X
ngajak gue nonton Insidious 2. Insidious. Gue familiar banget sama kata itu.
Seinget gue, dulu gue pernah nonton film yang judulnya Insidious di tempat les
bahasa Inggris. Itu film horror yang percaya atau nggak film itu bikin gue
parno selama satu minggu lamanya.
X
bilang, insidious 2 itu film kartun. Dan gue percaya aja -_- Gue kira insidious 2 beda sama Insidious yang
pernah gue tonton. Setelah gue
berkunjung ke google, ternyata yaa Insidious 2 itu kelanjutan dari Insidious.
Waa parah gue kemana ajaa -_- . Hahahh.
Jujur
gue termasuk orang yang nggak terlalu berani nonton film horror kecuali
terpaksa. Contoh : waktu nonton Coming Soon bareng FDNR di ruang 201, nonton
film Thailand yang judulnya gue lupa, terus nonton film yang judulnya gue lupa
waktu di rumah Princess (baca: Ririn) . See, gue nggak pernah nonton film
horror kecuali bareng anak FDNR (Fashion Design NonReguler) dan sama waktu di
tempat les. Kali ini, gue bakal nonton
film horror, di bioskop, sama
X -aja. Sama sekali nggak pernah gue sangka sebelumnya.
Hari
itu, hari Kamis. Jam lima sore waktu Bandung. Sesuai perjanjian, kita ketemu di IP walaupun
akhirnya bukan benar-benar di IP (IP: Istana Plaza , salah satu mall di
Bandung). When I turned back I saw him, wearing red jacket. Awkward. That was
bit awkward since we never chat directly before and I ride on his motorcycle.
Such a drama.
The
drama begin!
Hari
itu, langit sudah berubah menjadi gelap. Aku bisa merasakan tetes air hujan
yang jatuh dari langit membasahi pipiku. Hujan?
Gumamku.
Kau
tahu? Hujan bisa membuat –hampir- segalanya menjadi romantis. Udah itu aja.
Kurang
dari sepuluh menit akhirnya kita sampai di salah satu fashion mall di Bandung.
Yap! BTC (Bandung Trade Center) :D BTC didominasi oleh toko-toko baju,
aksesoris, tas, sepatu, especially for woman.
Tapi, tujuan kita ke sini tentu saja bukan untuk window shopping apalagi
beli baju XD
Sesuai
dengan tujuan awal, kita akan nonton Insidious 2.
“Takut
nggak? Apa mau nonton yang lain?” Tanya X setelah kita masuk XXI dan berjalan
menuju loket.
“Emang
ada film yang lain gitu? nggak apa-apalah itu aja.” Jawabku sok kalemm.
Sebenarnya
aku takut. Aku belum pernah nonton film horror di bioskop. Whoaaa! >,<
“Gwenchana,
gwenchana” aku bicara pada diriku sendiri.
Sekarang
aku menggenggam dua tiket Insidious 2 yang akan tayang kurang dari 45 menit
dari sekarang (18:45).
Kita
shalat magrib dulu di basement. Dari lantai atas ke lantai paling bawah terasa
lama banget. (catatan ga penting: ini pertama kalinya aku naik lift sama
seorang cowo). Agak awkward waktu habis shalat pas kita mau naik lift ke atas. Ketika
kira-kira sampai di lantai dua atau satu, orang-orang pada keluar lift dan
tinggal kita berdua –aja. I stand next to him without saying anything, just
waiting the lift door open then walk out. So did him.
Tinggal
beberapa menit menuju film, kita duduk di kursi yang ada di dekat theater 2.
Sambil menunggu suara “Pintu theater 2 telah dibuka … bla bla bla”
Menunggu
waktu, kita ngobrol apa aja yang bisa diobrolin sampai akhirnya dia bilang “Aku
ke toilet dulu, ya.”
Mungkin
di saat seperti ini anak perempuan yang lain akan berpikir sama seperti apa
yang sedang aku pikirkan saat itu. “Is he really go to the toilet or buying
something (read: popcorn or anything) for us?” HA > HA > HA
Guess
what? He didn’t. XD
Here
We go! INSIDIOUS 2. Dia duduk di sebelah kanan aku. Dan di sebelah kiri aku
kosong.
“Di
sebelah kosong ya?” Katanya.
“Hm.”
“Nanti
ada yang ngisi loh”
“Apaan,”
aku masih bisa soo kalem disaat seperti ini. itu hebat kalau kata aku. Haha.
Lampu
bioskop mulai gelap. Tanda film dimulai. Selama film berlangsung aku nggak
pernah ngelepasin tas aku. Aku terus pegang erat-erat kaya balonku ada lima.
Sambil sesekali nutup mulut sama muka buat antisipasi kalau aku kaget. Nggak
lucu kan kalau tiba-tiba aku teriak. Pokoknya aku harus bisa menonton Insidious
2 setenang dan setegar mungkin. Chaayo! :)
Rasa
apa ini? Aku jadi teringat khayalanku tentang menonton film di bioskop. Dan
malam ini, khayalanku menjadi kenyataan. Aku duduk di theater dan disampingku
adalah seorang (laki-laki) dan sudah itu aja.
Dua
jam kemudian film berakhir. Aku merasa berhasil! Berhasil bersikap tenang
selama film berlangsung. Yeaaay! Cukhae!
Sama
seperti ketika aku menonton film Refrain. Selalu ada pemandangan couple. Tapi
kali ini aku nggak envy sama mereka XD. Nggak usah tanya kenapa.
Keluar
dari bioskop. Aku merasakan lapar yang lumayan lapar -_-
“Kamu
udah makan belum?” Tanyaku. Jujur ini bukan kode atau apa karena aku emang
lapar T^T
“Belum
sih. Mau makan? Di mana?”
“….”
Aku paling speechless kalau ditanya kaya gitu.
“Emang
kamu nggak laper?”
“Ng..
biasa aja sih.”
Bagus!
Cuma aku doang yang laper. Akhirnya kita pulang. Wkwk. That’s okay anyway.
Dia
nganterin aku pulang.
Sesampainya
di rumah sekitar jam Sembilan kurang, aku langsung ambil piring dan nasi.
Hahaha! Laper coyy XD
However,
thanks! Thanks for made my wondering came true, accidentally.
kalau kalian pikir aku mulai suka atau jatuh cinta, aku nggak tau. Aku sendiri lupa bagaimana rasanya
jatuh cinta. Jadi kalau kalian bertanya apakah aku sedang jatuh cinta, aku
tidak tahu.
The
End.
No comments:
Post a Comment